Film ‘Tepatilah Janji’, KPU DIY Edukasi Pemilih Cegah Politik Uang dan Anti SARA

Film berjudul Tepatilah Janji sebagai bentuk edukasi proses demokrasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih pemimpin yang berkomitmen pada janji-janjinya

25 November 2024, 04:23 WIB

Yogyakarta – Mendekati pencoblosan Pilkada Serentak 27 November, film Tepatilah Janji sebagai karya Garin Nugroho diputar sebagai edukasi menghindari politik uang dan Anti SARA

Film berjudu Tepatilah Janji sebagai bentuk edukasi proses demokrasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih pemimpin yang berkomitmen pada janji-janjinya.

“Ini bagian dari sosialiasi menjelang hari pemungutan suara kita berusaha untuk mengajak masyarakat khususnya generasi Z dalam partisipasi Pilkada,” kata Ketua KPU DIY Ahmad Shidqi disela-sela acara.

Film Tepatilah Janji karya sutradara Garin Nugroho diputar pada kegiatan sosialisasi pendidikan pemilih yang diselenggarakan KPU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu 23 November 2024 malam.

Puluhan peserta hadir dalam acara yang didominasi kalangan mahasiswa begitu antusias menyaksikan film tersebut.

Dikatakan Ahmad Shidqi strategi sosialiasi pilkada dengan menonton film bersama lantaran saat ini film semakin populer yang diterima semua kalangan.

KPU menggunakan banyak stretegi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam sosialisasi pemilihan.

“Dan karena film kan sekarang ini cara yang populer ya, bisa diterima dibanyak kalangan, mudah menyampaikan pesan-pesan,” ujar Shiqi.

“Apalagi di film ini banyak quote-quote yang bisa diambil sebagai sarana edukasi politik itu kuat, seperti soal menghindari money politik, soal anti sara,” sambungnya.

Film Tepatilah Janji menggambarkan nuansa pemilihan umum dimasyarakat termasuk di pedesaa, Kabupaten Sleman dipilih menjadi lokasi syuting film tersebut.

Film tersebut diambil di desa wisata dan nuansa desanya itu yang cukup bagus ya. Jadi ini memggambarkan bagaimana politik di desa sehari-hari yang itu banyak dirasakan oleh masyarakat.

Dalam film juga dijelaskan bagaimana situasi permasalahan pemilihan salah satunya money politik dan dampaknya dari itu (money politik). Maka itulah situasi riil dimasyarakat ketika ada pemilihan umum,” terang Shidqi

Turut hadir pada nobar tersebut perwakilan KPU RI, dan sejumlah pemeran film tersebut dua diantaranya Ibnu Jamil dan Siti Fauziah (pemeran film ‘Tilik).

Kata Ibnu Jamil dirinya senang dapat berpartisipasi menjadi peran di film garapan Garin tersebut.

“Seru banget. Awalnya mas Garin nawarin kalau dia mau bikin film tentang Pilkada. Filmnya yang menceritakan siklus/sistem pemilihan didesa tersebut,” kata Ibnu Jamil.

Melalui film ini semua kalangan masyarakat harus memahami pola politik karena secara langsung dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

“Jadi memang politik itu coba dianalogikan dalam karya film mas Garin ini dari sebuah meja makan,imbuhnya.

Disetiap keluarga pasti ada yang namanya politik meja makan nanti ada pembicaraan-pembicaraan tentang politik, pimpinannya, partainya dan segala macam,” katanyam

“Dari film ini saya juga belajar kalau kita semua itu sedikit banyak yang harus tahu tentang politik, kenapa ? Karena itu akan membentuk kehidupan kita, mulai dari yang simple-simple adalah bahan bakar, rumah sakit, pendidikan, pajak, semuanya itu mempengaruhi kehidupan kita secara langsung,” sambungnya.

Sehingga, ia mengmbau agar masyarakat terutama generasi muda tidak golput saat pemilihan 27 November mendatang.

“Jadi makanya jangan pernah golput, kalau ternyata pemimpin itu yang menghasilkan sebuah keputusan tidak pro kepada masyarakat, dia (yang golput) baru menyesal. Mudah-mudahan semua masyarakat bisa mendapatkan pemimpin yang berintegritas,” ucapnya.

Adapun proses syutingnya, ia menyebut hanya memakan waktu sekitar dua minggu.

“Syutingnya kayaknya lama kampanyenya ya, tuh Pilkada 2 bulan, syutingnya cuma kurang lebih 2 mingguan,” katanya sambil bergurau dengan wartawan.

Dirinya suka dengan film ini, karena memang beberapa Pilpres yang lalu sudah mengikuti tentang politik.

“Sebelumnya dengan mas Garin itu juga sudah i di Cokroaminoto Guru Bangsa itu, itu juga ada pelajaran politiknya,” tutupnya.***

Artikel Lainnya

Terkini