Firasat Jero Sebelum Dijerat KPK

5 September 2014, 07:11 WIB

KabarNusa.com Menteri Eenergi Sumber Daya Energi dan Mineral Jero Wacik sempat menmyampaikan pesan minta didoaakan seluruh keluarga besarnya di Bali jika terjadi sesuatu terhadapnya.

Benar, saja, berselang kemudian, Menteri ESDM ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas sangkaan korupsi dengan cara menyalahgunakan wewenang dan jabatannya serta melakukan pemerasan di kementerian yang dipimpinnya.

Pascapenetapan Jero sebagai tersangka, keluarga besar Jero di Kintamani, Kabupaten Bangli, sampai saat ini, tetap tidak percaya dengan apa yang menimpa Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat.

“Apalagi, sampai beliau dikatakan memeras, kami yakin beliau tidakm melakukan itu, seorang pemangku desa pantang melakukan pemerasan,” ujar kerabat sepupu Jero Nengah Martono kepada wartawan, Kamis 4 Agustus 2014.

“Waktu kami terakhir bertemu dalam upacara ngaben Beliau minta didoakan, jika terjadi sesuatu, tetapi kami tidak berfikiran negatif,” terang Martono.

Apa yang disampaikan Jero, dianggap Martono sebagai pesan biasa, jauh dari firasat negatif lainnya.

Pihak keluarga  bertemu terakhir dengan Jero pada 9 Agustus 2014, ketika menghadiri acara ngaben atau upacara pembakaran mayat di Bangli.

“Itu komunikasi terkhir kami, masalah ini masih dirembugkan dahulu dengan keluarga besar,” imbuh dia.

Pihak kkeluarga juga belum mengetahui langkah apa yang akan dilakukan menyikapi kasus yang menimpa alumus ITB Bandung itu.

Kini, keluarga dan warga desa hanya bisa mendoakan agar Jero tetap kuat, atas permasalahan yang dihadapi dalam dugaan pemerasan senilai Rp9,9 Miliar itu. (gek)

Berita Lainnya

Terkini