Kabarnusa.com – Luh Sari (25) asal Batu Meyeh, Kintamani,
Bangli, bisa dibilang gadis yang beruntung. Pasalnya, gadis penyandang
disabilitas berparas ayu yang kesehariannya mengurung diri lantaran
minder ini, akhirnya bisa menikah dengan pria asal Jembrana yang dikenal
lewat Facebook (FB).
Luh Sari, sama sekali tidak pernah mengenyam
pendidikan formal. Dia dipersunting Putu Ariawan (51) asal Dusun Sawe
Rangsasa, Kelurahan Dauh Waru, Jembrana, Bali.
Walaupun
kondisi pasutri ini sangat sederhana, namun mereka mengaku sangat
bahagia dan menjalani hari-harinya dengan cinta kasih.
Ditemui di rumahnya yang sederhana, Luh Sari tampak cantik dan selalu tersenyum.
Tidak ada raut wajah sedih, ataupun menunjukkan dia seorang yang mengalami keterbatasan fisik.
Bahkan, kulit dan tubuhnya sangat bersih. Di rumahnya dia selalu berhias diri untuk suami yang mencintainya.
Luh Sari menceritakan dia mengalami cacat pada kaki sejak kecil. Awalnya dia panas dan kakinya bengkak.
Karena
orang tuanya kurang mampu dan hanya menjadi petani apalagi tinggal di
pedalaman sehingga dia tidak mendapat perawatan maksimal. Sehingga
kakinya hingga saat ini cacat.
Untuk berjalan, dia terpaksa ngesot memakai kedua tangannya. Dia mengaku tidak bisa menggunakan kursi roda.
“Saya
sama sekali tidak pernah sekolah. Disamping orang tua saya tidak mampu,
saya juga malu kalau kesekolah dengan kondisi saya seperti ini,”
tuturnya baru-baru ini.
Namun demikian, ia mengaku bisa
membaca dan menulis karena belajar sendiri di rumahnya. Dalam
keseharian biasanya dia membantu ibunya majejahitan dan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga.
Ketika dia bisa membeli
hanpphone, dia menghibur diri dan mencari teman di facebook. Singkat
cerita, berkenalan dengan lelaki yang kini menjadi suaminya.
Suaminya, eorang duda beranak satu dan sangat sayang padanya.
“Saya
kenal lewat facebook. Setelah sempat pacaran jarak jauh akhirnya kami
menikah dua tahun lalu. Saya diboyong ke sini. Tapi setelah menikah saya
tutup akun saya,” jelasnya sambil mengatakan suaminya sedang bekerja.
Kini,
dalam kesehariannya Luh Sari di rumah sambil majejahitan dan membuat
tupat banten pesanan orang. Sementara suaminya bekerja sebagai buruh.(dar)