Gaikindo: Kembangkan Industri Kendaraan Listrik Perlu Sinergi Bersama

27 Agustus 2017, 23:08 WIB

DENPASAR – Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menegaskan untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan kendaraan listrik diperlukan sinergi dan dukungan semua pihak.

Salah satu yang perlu dipikirkan dalam pengembangan industri kendaraan listrik bagaimana nantinya kendaraan itu terjangkau oleh masyarakat. “Jumlah nanti juga diperlukan karena kita ingin bisa diproduksi di dalam negeri,” tegas Kukuh di Nusa Dua Bali belum lama ini.

Menyangkut harga, bisa dihitung bagaimana mekanismenya namun saat ini yang dirasakan cukup masih mahal untuk dikembangkan. Masih dipikirkan apa-apa yang menjadi penyebab kendaraan listrik dengan teknologi modern itu masih dipandang mahal.

Komponen yang membangun kendaraan listrik sudah ada dan tinggal membawa ke Tanah Air jika memang kondisinya sudah memungkinkan.

“Kita ini bersaing dengan Thailand yang juga mengembangkan hal sama,” tandas Kukuh. Meski sebenarnya dari sisi jumlah atau volume lebih menjanjikan ada di Indonesia.

Kukuh menggaris bawahi pentingnya program kendaraan listrik itu mendapat dukungan bukan saja untuk kepentingan industri otomotif di Tanah Air namun juga bagi pengembangan teknologi.

Untuk itu, yang perlu dilakukan bagaimana membangun sinergi bersama, jangan hanya terjebak pada perbedaan pendapat secara terus menerus namun bagaimana mendapatkan solusi terbaik.

Disebutkan Kukuh, untuk komponen yang dibutuhkan dalam kendaraan listrik selama ini relatif lebih mahal 20 persen dibanding kendaraan konvesional.

Hal itu wajar mengingat kelebihan kendaraan listrik ini jauh lebih penting seperti dalam menekan polusi gas buang dari kendaraan konvesional yang menggunakan BBM.

Dia mencontohkan, untuk pengembangan kendaraan listrik itu sebagai invetsasi jangka panjang tidak bisa dadakan langsung selesai. Misalkan bagaimana nantinya mobil itu bisa menggunakan bateri yang bisa dicharge, tidak terlalu lama cukup satu jam.

“Ini semua masih dicari, bagaimana teknologinya, industri otomotif ini bukan industri dadakan perlu komitmen jangka panjang antara 10 sampai 15 tahun untuk membuat kendaraan di sini agar menjadi menarik,” imbuhnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini