Gegana Ledakkan Bom di Bandara Ngurah Rai

18 November 2014, 21:10 WIB

BADUNG – Tim Gegana meledakkan bom berkekuatan low explosive yang ditemukan di sekitar Terminal Keberangkatan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (18/11/14) siang. Beruntung tidak sampai ada korban dalam ledakan tersebut demikian pula, petugas berhasil mengendalikan situasi sehingga aktivitas bandara tidak sampai terganggu.

Peristiwa itu merupakan bagian dari skenario yang digelar otoritas bandara untuk menguji kesiapsiagaan petugas dalam keadaan darurat emergency seperti ancaman bom, kebakaran hingga kecelakaan pesawat.

GM Angkasa Pura I, Herry AY Sikado menyatakan, simulasi digelar dua tahun sekali itu sebagai upaya Untuk melihat sejauh maja fungsi, koordinasi, komunikasi dan komando Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali sebagai bandara internasional yang padat akan penerbangan.

“Ada 3 bentuk simulasi ancaman maut yakni penanganan kesiapan menghadapi bencana kebakaran (Domestic Fire), antisipasi ancaman teror bom (Security Exercise) dan evakuasi kecelakaan pesawat,” paparnya.

Simulasi melibatkan, PT Angkasa Pura I, Brimob, Aves, TNI AU, SAR dan beberaa rumah sakit mengambil 3 lokasi berbeda yaitu Promenade, Terminal dan Runaway 09. Selama simulasi berlangsung, segala bentuk aktifitas operasional bandara tetap berjalan seperti biasa.

“Tidak ada pembatalan jadwal penerbangan semua sudah kita koordinasikan dengan baik,” katanya. Simulasi disaksikan langsung Direktur Utama Angkasa Pura I Tommy Soetomo. Selama simulasi, tidak akan menutup segala bentuk jam penerbangan. Mungkin hanya delay beberapa menit dan tidak akan terlalu lama.

Herry menuturkan simulasi, tidak ada kaitan dengan kondisi bandara, karena ini menjadi dokumen yang  sudah ada dalam airport contingency plan. “Kita lakukan latihan full scale,” lanjutnya. Dalam pelatihan simulasi kali ini terdapat 3 bentuk skenario yakni security plan, domestic fire dan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan pesawat di ujung landasan bandara.

Dalam security exercise, akan terjadi rekayasa lalu lintas. Selain itu, dalam terminal juga ada salah satu skenario, peletak bom itu masuk kedalam sehingga para penumpang akan disajikan situasi real kejadian secara nyata.

Dalam simulasi kali ini, pihaknya ingin menunjukan kepada penumpang, bahwa dalam kondisi apapun, bandara harus siap dalam menghadapi segala keadaan darurat apapun. “Baik keadaan darurat akibat bencana maupun akibat ulah teroris. KIta harus siap, terikat 3 S1C (safety, scure, sevices dan complain),” tegasnya. (rma)

Berita Lainnya

Terkini