![]() |
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Bali menggelar Pelatihan Cek Fakta 6-8 November secara daring atau webinar/Kabarnusa |
Denpasar – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Bali menggelar
Pelatihan Cek Fakta selain untuk membekali kemampuan jurnalis dalam
memverifikasi informasi berdasar fakta juga meningkatkan literasi informasi
kepada masyarakat.
Selama tiga hari Jumat-Minggu 6-10 November 2020, sebanyak 28 peserta terdiri
dari jurnalis, pengelola media siber hingga pemimpin redaksi, mengikuti
pelatihan secara daring atau webinar.
Acara dibuka Koordinator AMSI Wilayah Jateng, DIY, Jatim, Bali dan NTB
Suwarmin yang dipandu trainer Cek Fakta Reinardho Sinaga dan Ketua AMSI Bali I
Nengah Muliarta.
Saat menyampaikan sambutan mewakili AMSI Pusat, Suwarmin menekankan pentingnya
cek fakta yang mesti dikuasasi jurnalis atau pengelola media di tengah
derasnya arus informasi khususnya di media sosial.
“Masyarakat banyak mengkonsumsi informasi di media sosial yang belum tersaring
kebenaran dan faktanya,” ujar Pemimpin Redaksi Solopos.com itu.
Tentu saja, hal itu menjadi tantangan berat bagi media siber yang berpegang
kepada Kode Etik Jurnalistik (KEJ), dalam menyajikan produk jurnalistik atau
berita ke masyarakat.
Dia mencontohkan, menjelang hajatan pemilu seperti Pilkada Serentak ini,
beredar banyak foto, kabar atau informasi yang tak jarang mengandung satire,
disinformasi, misinformasi hingga hoaks yang bisa membahayakan, karena
berpotensi menimbulkan ketegangan atau konflik di masyarakat akibat termakan
informasi yang tidak terverifikasi kebenaranya.
Pihaknya berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, pengelola media siber
menerapkan, mempraktekkan dalam memverifikasi setiap informasi ke dalam media
masing-masing, agar masyarakat mendapat suguhan informasi berdasar fakta.
Trainer bersertifikat Google, Reinardho memaparkan pengetahuan dasar model dan
tools kepada peserta, untuk melakukan verifikasi dalam melawan disinformasi,
misinformasi seperti isu-isu pilkada.
Hal itu penting, karena jangan sampai media turut menjadikan isu-isu atau
informasi yang tidak benar di media sosial atau akun-akun lainnya, sebagai
bahan berita.
“Saya harapkan teman-teman media di AMSI, bisa mengecek fakta, menjalankan
verifikasi terhadap setiap informasi dengan tools yang tersedia di internet
seperti google, secara benar,” tuturnya.
Menurut Edo, sapannya, banyaknya masyarakat yang termakan hoaks atau informasi
menyesatkan dan lainnya, menunjukkan masih lemahnya literasi di masyarakat
sehingga litermasi media harus terus dilakukan lebih luas.
Pemimpin Redaksi Kabarnusa.com Rohmat menyambut baik pelatihan ini dalam
membekali kemampuan jajarannya di redaksi dalam melakukan pengecekan setiap
informasi atau berita yang kemudian menjadi viral di masyarakat.
“Media bertanggungjawab dalam memberikan informasi kepada masyarakat sesuai
fakta sebenarnya, bagaimana membangun nalar kritis masyarakat agar tidak
termakan seperti isu atau konten menyesatkan atau misleading,” tegasnya.
(rhm)