Genjot Infrastruktur, Gubernur Koster Ingin Tumbuhkan Pusat Perekonomian Baru Sejahterakan Masyarakat Bali

Gubernur Bali , Wayan Koster terus memberi perhatian pembangunan infrastruktur tak lain karena ingin menumbuhkan pusat-pusat perekonomian sehingga bisa memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Bali.

7 Juni 2022, 19:24 WIB

Dalam buku berisi konsep Pola Pembangunan Semesta Berencana ini yang dibaca Koster sebelum menjadi Gubernur Bali, kemudiam mempelajari tentang sejarah peradaban Bali, hingga membaca tentang budaya Bali sejak jaman kuno sampai berkembang saat ini.

“Jadi Saya merumuskan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini tidak asal, tapi betul – betul membaca referensi,” tegasnya lagi.

Mantan Peneliti Balitbang Depdikbud dari Tahun 1988 sampai 1994 ini meyakini sekiranya Bangsa Indonesia menjalankan konsep Pola Pembangunan Semesta Berencana yang digagas oleh Bung Karno dan dirumuskan oleh sekitar 600 pakar, Indonesia ini akan jauh lebih maju dari pada kondisi yang dilihat saat ini.

Gubernur Koster: Ajaran Trisakti Bung Karno Antarkan Indonesia Bangsa yang Kuat

Indonesia akan menjadi negara yang sangat kuat dengan memiliki nilai – nilai kehidupan bangsa-nya, juga bagaimana membangun perekonomiannya dan penuh dengan nilai budaya-nya. Berakhirnya kepemimpinan Bung Karno sebagai Presiden RI Pertama, maka konsep Pola Pembangunan Semesta Berencana ini juga ikut hilang di masa pemerintahan selanjutnya.

“Walau Indonesia terbebas dari penjajahan negara lain, tapi Indonesia terus mengalami penjajahan ekonomi sampai sekarang dan Kita ini masih dikuasai oleh mafia impor,” ungkap Wayan Koster.

Ditegaskanya, inilah yang akan dilawan di Bali dengan menampilkan Garam Bali, Arak Bali, Beras Bali, Endek Bali, Busana Adat Bali, Aksara Bali dan semuanya Bali.

Pertama di Indonesia, Peringatan Bulan Bung Karno di Bali Dipergubkan

Semua sesuai pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali, Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Kemudian, Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali, Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/Atau Destilasi Khas Bali.

Selanjutnya Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali / Kain Tenun Tradisional Bali, dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali.

Libatkan Masyarakat Lintas Agama, Bali Gelar Bulan Bung Karno

“Ini Saya lakukan dalam rangka memperkuat Bali secara fundamental, berkarakter, berjatidiri, mempunyai nilai – nilai kehidupan yang kokoh sekaligus juga Kita membangun perekonomiannya dengan infrastruktur,” tegasnya.

Kata Koster, tidak cukup hanya hidup dengan nilai – nilai filosofi sebagai sumber untuk menjalankan kehidupan agar berkebudayaan dengan sopan santun, beretika, memiliki tata krama, tapi harus survive dan sejahtera.

Jadi ekonomi ini harus dibangun, tapi jika ekonomi dibangun tanpa infrastruktur tidak akan pernah berjalan maksimal.

Bukan Sekedar Nama Gedung, Inilah Makna Istora Gelora Bung Karno

“Saya tahu Bali sangat mundur dalam hal infrastruktur, tidak pernah ada desain yang solid mengintegrasikan menjadi master plan tentang kebutuhan infrastruktur Bali,” tandasnya lagi.

Maka dilihat Bali segitu – segitu saja terus. Sebagai daerah wisata dunia, Bali harus punya infrastruktur, tidak saja untuk pariwisata bahkan untuk menumbuhkan pusat – pusat perekonomian baru dan mengimbas kepada lingkungannya, sehingga dia berdampak secara lebih luas menjadi perekonomian masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaannya.

Itulah sebabnya, begitu dilantik menjadi Gubernur Bali, Saya langsung menjalankan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang berakar dari budaya Bali dan melaksanakan pembangunan secara seimbang antara Bali Selatan, Utara, Timur, Barat dan Bali Tengah.

Sekolah di Tabanan Dipasang Kata-kata Mutiara Bung Karno

Karena selama ini arahan pembangunan di Bali itu tidak pernah ada, dan terlalu numplek di selatan dan akibatnya ketimpangan ekonomi pun terjadi, perpindahan penduduk dari Bali Utara, Bali Timur, Bali Barat semua jadi numplek ke Denpasar dan Badung.

“Maka itulah saya menjadi Gubernur Bali bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat ini sedang gencar menata pembangunan Bali untuk menuju Bali Era Baru sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno, yaitu Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan melalui pembangunan infrastrukturnya.

Infrastruktur dimulai dari Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih, Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, Shortcut Singaraja – Mengwitani, Tol Jagat Kerthi Bali, Pelabuhan Segitiga Sanur di Kota Denpasar; 6) Pelabuhan Segitiga Sampalan di Nusa Penida, Klungkung, Pelabuhan Segitiga Bias Munjul di Nusa Ceningan, Klungkung, Bali Maritime Tourism Hub, Bendungan Sidan, Bendungan Tamblang; dan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali. ***

Artikel Lainnya

Terkini