Gerakan Ketahanan Pangan Keluarga ‘Getapak’ Muhammadiyah Bantu Warga Terdampak Pandemi

10 April 2021, 21:23 WIB

Getapak adalah untuk meringankan beban masyarakat akibat adanya pandemi
Covid-19 terutama di bidang ekonomi./ist

Denpasar – Kegiatan Gerakan Ketahanan Pangan Keluarga atau disingkat
Getapak di Bali dihadiri oleh Getapak Denpasar, Getapak Gianyar, Getapak
Karangasem dan Getapak Badung.

Dalam forum ini, Bakhtiar Dwi Kurniawan selaku wakil MCCC pusat , menyampaikan
bahwa peran utama adanya Getapak adalah untuk meringankan beban masyarakat
akibat adanya pandemi Covid-19 terutama di bidang ekonomi.

Muhammadiyah tidak hanya bergerak memberikan layanan terhadap tenaga kesehatan
atau layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak, tapi juga problem
sosial-ekonomi yang dihadapi masyarakat.

“Jadi, Muhammadiyah dalam memberikan kontribusi memiliki program Getapak yang
diharapkan penguatan ekonomi itu berbasis keluarga.” ungkapnya, Sabtu
(10/04/2021).

Bakhtiar juga menyampaikan bahwa adanya program ini diharapkan dapat
berkelanjutan dan memberi dampak positif yang massif bagi masyarakat.

“Masyarakat bisa mengaplikasikan bahkan mereplikasi ataupun memasifikasi
kepada masyarakat, menularkan Getapak ini kepada masyarakat lain yang
terdampak. Sehingga kedepan, masyarakat yang menerima program ini dapat saling
berbagi pengalaman dengan masyarakat yang lain sehingga menjadi masyarakat
yang tangguh menghadapi bencana, tangguh menghadapi situasi sulit.” ujar Dwi.

Dengan adanya program Getapak ini Bakhtiar juga berharap tidak hanya beban
masyarakat secara ekonomi saja yang dapat diringankan. Namun juga terwujudnya
solidaritas masyarakat, terutama masyarakat Bali yang multikultural.

“Aspek lain dari Getapak ini, non-ekonomi adalah solidaritas. Jadi memupuk
solidaritas, kebersamaan, walaupun Bali mayoritas non-muslim ataupun tidak
Muhammadiyah tapi Muhammadiyah punya solidaritas, kebersamaan untuk merasakan
bahwa problem ini (pandemi) adalah problem bersama.” ungkap Dwi.

“Dalam rangka ikut menanggulangi dampak covid-19 ini, Muhammadiyah hadir
secara simultan. Baik dalam hal penanggulangan bidang kesehatan, tapi juga di
bidang sosial-ekonomi. Salah satu penanggulangan dampak sosial-ekonomi adalah
Gerakan Ketahanan Pangan berbasis keluarga.

Salah satunya adalah dalam bentuk pendampingan UMKM, kemudian berbasis
pertanian perkotaan atau Urban Farming dan berbasis kegotongroyongan dalam
bentuk Cantelan istilahnya.” kata Nurul Yamin, Ketua MPM.

Ia juga menjelaskan, program melibatkan seluruh stakeholder perserikatan
Muhammadiyah seperti Aisyiyah, Angkatan Muda dan Organisasi Otonom
Muhammadiyah.

Menurut Nurul, dari sudut pandang Muhammadiyah, program ini dapat menjadi
wujud sinergi dari Muhammadiyah serta organisasi otonom dalam menjadikan
program ini sebagai wadah kegiatan pemberdayaan masyarakat.

“Yang pertama adalah memberikan kekuatan spiritual-motivasi yang sangat luar
biasa bagi masyarakat untuk keluar dari wabah ini dengan semangat untuk
melakukan terobosan dan transformasi.” kata Nurul.

Hal itu dikatakannya, lantaran pada kegiatan FGD keberanian masyarakat dalam
menyampaikan terobosan-terobosan dalam menanggulangi dampak pandemi khususnya
dalam bidang ekonomi dapat terlihat.

“Yang kedua adalah memperkuat kohesivitas sosial dimana spirit gotong royong
masyarakat Bali itu menemukan momentumnya untuk terus dibina.” imbuhnya.
(lif)

Berita Lainnya

Terkini