![]() |
Gede Pasek Suardika didampingi istri usai deklarasi Pilih Dua di Denpasar (Foto:KabarNusa) |
KabarNusa.com,
Denpasar – Gerakan Pilih Dua (PD) yakni mendukung pasangan Joko
Widodo-Jusuf Kalla yang dimotori elit Partai Demokrat dinilai tidak akan
memberi efek signifikan dalam mempengaruhi kader dan simpatisan partai
besutan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilihan presiden.
“Ya
saya sudah dengar, ada beberapa orang kader yang bergabung sebagian,
besar dari Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI),” aku Ketua DPD Partai
Demokrat Bali Made Mudarta di Denpasar, Rabu (2/7/2014).
Kendati
begitu, Mudarta meyakini, jumlah mereka terutama dari kader partai
tidak banyak dan tidak akan berdampak signifikan terhadap kesolidan
partai.
Diakuinya, mengingat dukungan dalam pilpres itu adalah
suara pribadi sebagai warga negara sehingga tidaklah mungkin bisa partai
menyolidkan dukungan hingga 100 persen pada kandidat yang didukung.
“Jumlahnya,
sangat minimlah apalagi Majelis Tinggi Partai Demokrat yang dipimpin
Susilo Bambang Yudoyono (SBY) sudah memutuskan sikap partai Demokrat
untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta,” tegas dia.
Dia melihat, mereka tidak memiliki jaringan yang luas. Partai Demokrat sudah memiliki jaringan yang jelas sampai tingkat bawah.
“Itu (Komunitas PD) tidak efektif dan cakupannya kecil,” tukas pengusaha sukses asal Jembrana itu.
Sebelumnya, komunitas PD dideklarasikan , di mana Gede Pasek Suardika menjadi motor penggeraknya.
Kala
itu, Pasek menyebutkan pilihan rasional kader Demokrat harusnya
mendukung Jokowi-JK karena Tagline ‘Indonesia Bangkit’ dan pernyataan
kebocoran anggaran oleh Prabowo yang menjadi tamparan keras bagi
pemerintahan SBY.
“Tagline Indonesia Bangkit itu bukan berarti
Indonesia selama pemerintahan SBY berada dalam keterpurukan. Namun
Indonesia perlu terus bangkit menuju kejayaannya,” kata Pasek kala itu.
Menanggapi itu, Mudarta justru menyindir tagline ‘Indonesia Hebat’ yang diusung Jokowi-JK, sebab dianggap tidak realistis.
Tagline
‘Indonesia Hebat’ itu berarti semua rakyat Indonesia sejahtera. Semua
warga di RT, di desa-desa semuanya sejahtera, tapi itu mustahil.
“Tagline
adalah motivasi atau harapan kepada masyarakat. Tagline Prabowo-Hatta
itu memberi harapan perubahan bagi Indonesia,” tegas dia. (kto)