Gerakan Toko Bersama Bantu Warung Bertahan Saat Krisis Pandemi COVID-19

30 Juni 2020, 16:06 WIB

Insentif pajak, restrukturisasi dan relaksasi
kredit, perluasan modal kerja baru, sampai 
dengan pemerintah melalui kementerian/lembaga, BUMN, dan pemerintah
daerah bertindak sebagai penyangga dalam Ekosistem UMKM./ist

JakartaDalam
rangka percepatan pemulihan usaha UMKM khususnya sektor ritel tradisional,
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) Republik
Indonesia berkolaborasi dengan UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia (UKM Center FEB-UI), Coca-Cola (PT Coca-Cola Indonesia
dan Coca-Cola Amatil Indonesia), dan QASA menginisiasi “Gerakan Toko
BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)”.

Gerakan bersama ini diumumkan secara resmi
pada Senin (29/6/2020).

Pemerintah mengumumkan lima skema untuk melindungi dan memulihkan usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) pada saat pandemi COVID-19 ini. Kelima skema oleh
pemerintah tersebut mencangkup pemberian bantuan sosial (bansos) untuk UMKM
kategori miskin dan rentan terdampak COVID-19
.

Insentif pajak, restrukturisasi dan relaksasi
kredit, perluasan modal kerja baru, sampai 
dengan pemerintah melalui kementerian/lembaga, BUMN, dan pemerintah
daerah bertindak sebagai penyangga dalam Ekosistem UMKM.

Selain skema-skema
tersebut, dalam rangka percepatan pemulihan usaha UMKM khususnya sektor ritel
tradisional, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan
UKM) Republik Indonesia berkolaborasi dengan UKM Center Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia (UKM Center FEB-UI), Coca-Cola (PT Coca-Cola
Indonesia dan Coca-Cola Amatil Indonesia), dan QASA pada hari ini (29/6)
mengumumkan dimulainya inisiatif “Gerakan
Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)”.

“Gerakan Toko BERSAMA
(BERsih, SehAt, MAju)” merupakan upaya membantu toko dan warung tradisional
agar dapat bertahan di saat krisis dan terus berkembang setelahnya.

Gerakan
Toko BERSAMA akan menjadi konsorsium sosial dari perusahaan-perusahaan swasta
yang dikelola secara independen yang saat ini sedang diupayakan/ dibentuk
bersama QASA sebagai bentuk partisipasi dan kolaborasi stakeholders dalam
percepatan perlindungan dan pemulihan usaha UMKM terdampak COVID–19.

Berdasarkan data yang
dikumpulkan dari Call Center Kemenkop
UKM terdapat 236.980 UMKM terdampak, permasalahan utama yang dihadapi adalah
penjualan/permintaan menurun, permodalan dan distribusi terhambat, dan sulitnya
bahan baku, dimana pedagang eceran merupakan sektor terdampak terbesar kedua
sebesar 25,33%.

Menteri Koperasi dan
UKM, Teten Masduki, memberikan apresiasi kepada Coca-Cola, UKM Center FEB UI, dan QASA atas
inisiasi “Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)” sebagai salah satu solusi
untuk selain bertahan di saat krisis, juga meningkatkan penghasilan.

Juga, kapasitas usaha dari pemilik toko/warung tradisional untuk bersiap memasuki
kenormalan baru (new normal) diawali
dengan menerapkan SOP yang bersih, sehat dan aman.”

“Kolaborasi dan
sinergitas dengan berbagai pihak harus terus kita optimalkan untuk
mempersiapkan toko tradisional segera bangkit. “Gerakan Toko BERSAMA”
diharapkan dapat membangkitkan semangat serta mengembalikan kekuatan pelaku
usaha Toko atau Warung di tanah air sebagai tulang punggung perekonomian
rakyat,” jelas Teten.

Guna mendukung dan
memfasilitasi ‘Gerakan Toko BERSAMA’, Ketua UKM Center FEB UI, T.M. Zakir Sjakur Machmud, Ph.D
menyambut baik kolaborasi ini sebagai bukti nyata sinergi
antara dunia usaha, pemerintah dan universitas dalam rangka memberdayakan UMKM,
khususnya peritel tradisional.

Diketahui, sektor ritel merupakan salah
satu kontributor penting terhadap pembentukan PDB nasional dan yang menyerap
banyak tenaga kerja cukup banyak.

Oleh karena itu,
sesuai dengan kapasitas kami, kami siap membantu mensukseskan gerakan ini demi
terwujudnya Indonesia yg lebih baik.”

Managing Director
QASA, Joko Wiyono, melihat perlunya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk
mengembangkan inisiatif ini menjadi lebih besar sehingga dapat memberikan
dampak positif bagi pemberdayaan toko dan warung kelontong yang merupakan salah
satu sektor pendukung perekonomian nasional.

“Bersama mitra
kolaborasi kami akan membentuk peta jalan untuk pengembangan konsorsium sosial
gerakan ini, yang pada tahap awal akan menjangkau lebih dari 500.000 toko
tradisional di Indonesia terkait persiapan menghadapi periode kehidupan normal
baru (new normal),” katanya.

Dengan Coca-Cola menjadi
bagian dari konsorsium sosial dari ‘Gerakan Toko BERSAMA’, Direktur Public
Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo, menyampaikan, di
masa krisis pandemi yang penuh tantangan ini, Coca-Cola sebagai bagian dari
masyarakat ingin turut mengambil bagian melalui Gerakan Toko BERSAMA.

Hal ini, sejalan dengan kepeduliannya terhadap dampak yang terjadi kepada masyarakat
khususnya terhadap usaha ritel tradisional yang merasakan dampak cukup besar
agar mereka dapat bangkit kembali, membangun usaha mereka.”
(lif)

Berita Lainnya

Terkini