![]() |
Founder Acora Goup Gita Wirjawan saat hadir menjadi pembicara dalam Obrolan Taktis Bisnis di Bali |
Badung – Indonesia dengan potensi SDM dan kekayaan alam demikian besar mestinya bisa mendatangkan jumlah wisatawan lebih banyak lagi hingga 150 juta wisatawan mancanegara.
Pengusaha yang Founder Ancora Group menyatakan, dibanding dengan negara tetangga atau negara maju lainnya, target nendatangkan wisman ke Indonesia tergolong sedikit.
“Tahun ini, 15 juta wisman akan berkujung ke Indonesia, mayoritas datang dari Asia Timur Utara termasuk Tiongkok, Jepang, Thailand, sisanya Eropa, Australia, Amerika dan negara anggota ASEAN lainnya,” tutur Gita dalam Obrolan Taktis Bisnis Bali yang digelar iPaymu di Hotel & Residence Riverview Kuta, Jumat 12 Desember 2019.
Tentu saja, dibandingkan negara tetangga seperti Thailand, target mendatangkan turis di Indonesia masih kecil di mana Negeri Gajah Putih itu akan mendatangkan 40 juta wisman pertahun.
Bahkan, dibanding Malaysia dan Singapura, yang penduduk dan negaranya lebih kecil dibanding Indonesia, masih kalah jauh di mana dua negara tetangga itu akan mendatangkan masing-masing 25 juta dan 20 juta wisman.
Padahal, Indonesia memiliki jumlah pulau dan penduduk lebih banyak dari negara Singapura dan Malaysia. Bahkan, negara Prancis negara yang luasan wilayah dan populasi penduduknya 40 juta atau lebih kecil, bisa mendatangkan 85 juta wisman pertahun.
Jika upaya dalam mengoptimalkan potensi pariwisata terus dilakukan oleh pemerintah, pemangku kepentingan serta didukung masyarakat, Gita yakin target mendatangkan lebih banyak wisman bisa tercapai.
Dalam perhitungannya, mestinya target lebih banyak sampai 150 juta wisman bisa dicapai.
Mantan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) dan Mantan Menteri Perdagangan era Kabinet SBY ini melanjutkan, sejak 18 tahun terakhir saat bertemu pemangku kepentingan pariwisata, kalangan perhotelan, selalu menyampaikan bahwa Indoensia memerlukan dorongan investasi.
Bahkan, Gita yang memutuskan untuk lebih fokus dalam mengembangkan pariwisata di Tanah Air itu, bahwa investasi menjadi bagian penting dalam mendorong perekonomian termasuk bidang pariwisata.
“Keyakinan saya, Indonesia, negara dengan perekomian yang ditopang penggeelontoran APBN dan konsumsi harus juga ditopang investasi,” tegasnya dalam acara yang dihadiri ratusan pebisnis online dan offlibe, industri pariwisata, blogger, vlogger, influencer, manager, pengusaha muda di Bali itu.
Dia melanjutkan, untuk investasi dalam melahirkan satu tenaga kerja saja dibutuhkan 150 ribu USD pertahun di sektor manufactur atau sekira Rp2 miliar.
Sedangkan sektor pariwisata, masih menurut studi, kurang lebih dibutuhkan anggaran hanya 3000 USD atau sekira Rp45 juta sampai Rp50 juta, jadi tidak sampai Rp2 miliar per tenaga kerja.
Sementara dari sisi pendapatan per orang di Indonesia rata-rata, sebesar 4000 USD per orang per tahun, masih jauh dibanding pendapatan Singapura sebesar 65 ribu USD per orang per tahun, maka untuk beranjak ke atas maka perlu pemberdayaan tenaga kerja agar lebih efektif dan optimal.
Karenanya, Gita optimis seiring era digitalisasi ini, sektor pariwisata menjadi harapan untuk meningkatkan perekonomian sehingga bisa lebih mensejahterakan masyarakat.
Diketahui, Bali sebagai destinasi pariwisata ternama di Indonesia masih menjadi pilihan favorit mancanegara yang sudah tentu menggerakkan perekonomian Bali baik secara online maupun offline.
Karenanya, dalam menatapan masa depan tantangan dan peluang pariwisata tahun 2020, digelar acara yang digagas iPaymu.
Ipaymu Super Payment merupapkan payment gateway karya anak bangsa berbasis di Bali sangat memperhatikan pergerakan ekonomi digital di Bali sehingga Ipaymu mengajak semua golongan untuk mengembangkan bisnis untuk mengupdate ilmu dengan memberikan informasi dan cara kepada masyarakat bagaimana menghadapi tekologi kreatif di era global. (rhm)