Gubernur Koster Kenang Jasa Ormas Islam: ‘Momen yang Tak Terlupakan’

Gubernur Koster memberi apresiasi MUI dan Ormas Islam atas peran vital mereka dalam menjaga persatuan dan semangat gotong royong di Bali

14 Desember 2025, 20:46 WIB

Denpasar – Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyampaikan apresiasi mendalam kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan seluruh Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam di Bali atas peran vital mereka dalam menjaga persatuan dan semangat gotong royong di Pulau Dewata.

Pujian emosional ini diungkapkan Koster saat secara resmi membuka Musyawarah Daerah (Musda) MUI ke-XII Provinsi Bali yang berlangsung di Harris Hotel & Conventions, Denpasar, Minggu 14 Desember 2025.

Dalam sambutannya, Koster mengenang momen krusial saat ia pertama kali berjuang untuk memimpin Bali.

“Terkenang saat perjuangan kami untuk memimpin Bali dan pada saat belum ada kepastian dalam penetapan calon kepala daerah dari partai-partai namun ormas-ormas Islamlah yang terlebih dulu mengusung kami, momen tersebut tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidup kami,” ujar Koster.

Hal ini kian menegaskan ikatan eratnya dengan komunitas Muslim di Bali.

Musda ke-XII ini menjadi agenda penting untuk memilih kepengurusan baru MUI Provinsi Bali.

Gubernur Koster berharap proses ini berjalan lancar dan sukses, dengan menekankan pentingnya musyawarah dalam pemilihan ketua.

“Pemilihan pengurus baru nantinya sebaiknya dilakukan dengan musyawarah supaya Bali tetap solid dan kompak serta selalu bisa berkontribusi bersama-sama,” harapnya.

Menyikapi masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Gubernur Koster juga menyoroti kebutuhan koordinasi berkelanjutan terkait transportasi dan keamanan.

Menghadapi potensi cuaca hujan ekstrem, pihaknya akan berkoordinasi dengan PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Bali dan Asosiasi Travel.

Imbauan keselamatan akan disampaikan kepada wisatawan agar menghindari obyek-obyek wisata yang memiliki risiko tinggi saat cuaca buruk.

Musda kali ini mengusung tema “Meneguhkan Peran Ulama untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa dan Kesejahteraan Masyarakat Bali”. Tujuan utamanya mencakup tiga pilar penting:

Penguatan Pelayanan Umat (khadimul ummah).

Kemitraan dengan Pemerintah (shadiqul hukumah).

0ptimalisasi bidang-bidang MUI yang kurang proaktif, termasuk fasilitas tempat ibadah.

Acara yang diikuti sekitar 200 peserta, termasuk Forkopimda Bali, ormas, dan tokoh agama ini, dibuka  Sekjen MUI Pusat, Buya Amirsyah Tambunan.

Selain agenda organisasi, dilakukan juga penggalangan dana untuk korban bencana di Sumatera.

Sebagai langkah strategis, MUI Bali memperkenalkan Program Unggulan Kaderisasi Ulama. Program ini berupa Kursus Keulamaan selama 6 bulan yang ditujukan bagi lulusan S1 ilmu agama yang mampu berbahasa Arab, dari seluruh kabupaten/kota Bali.

Inisiatif ini merupakan jawaban proaktif terhadap krisis regenerasi ulama di tengah tantangan zaman, termasuk adaptasi terhadap teknologi seperti AI. ***

Berita Lainnya

Terkini