Denpasar – Gubernur Bali, Wayan Koster, memastikan bahwa donasi sukarela dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Provinsi Bali untuk korban banjir akan disalurkan secara transparan dan tepat sasaran.
Koster menegaskan inisiatif gotong royong ini bukan hal baru, melainkan telah diterapkan sebelumnya saat penanganan erupsi Gunung Agung pada 2019 dan pandemi COVID-19 pada 2020.
Menurutnya, donasi sukarela menjadi langkah cepat untuk membantu korban bencana, mengingat pencairan dana Belanja Tak Terduga (BTT) memerlukan proses dan waktu yang lebih lama.
“Polanya sudah diterapkan waktu erupsi Gunung Agung dan waktu Covid-19. Skemanya sama. Karena namanya gotong royong, ya enggak pakai surat SK segala macam,” ujar Gubernur Koster, Senin, 22 September 2025.
Koster menjelaskan, donasi ini dikelola oleh Badan Kepegawaian Daerah, sehingga transparansi terjamin. Ia berharap inisiatif gotong royong ASN ini didukung oleh seluruh elemen masyarakat karena sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
Saat ditanya mengenai kemungkinan penggunaan dana pungutan wisatawan asing (PWA) untuk penanganan banjir, Koster menjelaskan bahwa dana tersebut memiliki peruntukan khusus.
“Peruntukan PWA itu sendiri sudah ada, untuk pelindungan alam dan budaya, peningkatan kualitas pariwisata, serta penanganan sampah. Enggak bisa dipakai untuk ini,” tegasnya.
Koster menambahkan, meskipun Pemprov Bali telah menggunakan dana BTT untuk membantu korban, dana tersebut tidak bisa menjangkau semua korban dalam waktu singkat.
Oleh karena itu, donasi gotong royong ASN menjadi solusi cepat untuk meringankan beban para korban dan memulihkan situasi. ***