![]() |
Gubernur Bali, Wayan Koster/ist |
Denpasar
– Gubernur Bali, Wayan Koster resmi mengumumkan dibukanya kembali
pintu masuk terhadap wisatawan nusantara dimulai Jumat, 31 Juli 2020.
Koster
menyampaikan di hadapan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, bersama Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio saat hadir dalam kegiatan
Deklarasi Program Kepariwisataan Dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru
dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis QRIS di Kawasan Pariwisata Terpadu
ITDC Nusa Dua, Kamis (30/7/2020).
Didampingi Wakil Gubernur Bali,
Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati lebih lanjut mengungkapkan sebelum
Pemerintah Provinsi Bali membuka pintu masuk wisatawan nusantara ke
Pulau Bali, bahwa kami di Provinsi Bali sepakat secara bersama-sama
Bupati/Walikota se-Bali melakukan aktivitas ini secara bertahap.
Selektif, dan terbatas yang dimulai dengan kegiatan ritual keagaman pada tanggal 5 Juli dan berlangsung di Pura Agung Besakih.
Ritual
keagamaan ini kami lakukan untuk memohon doa restu agar Ida Bhatara,
Bhatari, Sesuhunan (Tuhan Yang Maha Esa, red) se-Bali memberikan restu
supaya aktivitas perekonomian ini bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya,
9 Juli 2020 merupakan tahap pertama, Provinsi Bali memulai aktivitas
lokal masyarakatnya, dan selanjutnya di tahap kedua kami juga mulai
dengan aktivitas pariwisata hanya untuk wisatawan nusantara yang resmi
dimulai tanggal 31 Juli tahun 2020.
Setelah itu, di tahap ketiga akan ada aktifitas pariwisata dengan mulai mengundang wisatawan mancanegara.
Guna
mendukung pelaksanaan tahapan tersebut, kami sudah membuat Surat Edaran
Gubernur Bali Nomor 3355 tahun 2020 tentang Penerapan Tatanan Kehidupan
Era Baru dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 15243 tentang Persyaratan
Wisatawan Nusantara Berkunjung Ke Bali, sehingga semua pelaku khususnya
di bidang pariwisata memiliki pedoman dalam pelaksanaan protokol CHSE
(Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability),”
ujarya.
Mantan Anggota DPR RI tiga periode ini berharap seluruh
pelaku khsususnya di bidang pariwisata, agar betul-betul bisa
menjalankan tatanan kehidupan secara tertib dan sukses, agar pandemi
Covid-19 di Bali ini tidak bertambah kasus baru.
Pintu masuk
terhadap wisatawan nusantara, bentuk implementasi Pemerintah Daerah Bali
bersama dengan pemangku kepentingan lainnya di dalam menjalankan arahan
Presiden RI, Joko Widodo yang menegaskan agar aktivitas perekonomian
dimulai dan bisa menggerakan kehidupan masyarakat.
Menko Luhut mengatakan akibat pandemi perolehan devisa pariwisata turun hingga 97%.
“Hal ini merupakan satu pukulan yang berat sekali buat perekonomian Indonesia dan perekonomian Bali,” imbuhnya.
Pariwisata
merupakan salah satu bidang yang sangat diperhatikan oleh pemerintah,
karena penerimaan negara dari sektor ini sangat tinggi dan memberikan
kesempatan kerja bagi jutaan manusia.
“Presiden berkali-kali
mengingatkan kami para pembantunya bahwa kita harus menangani pariwisata
ini dengan benar. Ada dua kunci yang harus kita perhatikan, yaitu
penanganan Covid-19 dan penanganan ekonomi itu harus dijalankan,”
ujarnya.
Menteri Parekraf, Wishnutama Kusubandio dalam
sambutannya mengapresiasi masyarakat Provinsi Bali, karena dalam kondisi
pandemi tetap optimis dan positif untuk tetap membangun kepariwisataan
kedepan.
Saat ini, Bali telah siap mengimplementasikan protokol kesehatan pada tatanan era baru.
“Pada
sore yang cerah ini, saya sangat berbahagia karena pariwisata domestik
di Bali akan kembali dibuka. Pasti kita semua sangat gembira dan kita
berharap besok perlahan segera bangkit kembali,” ujarnya.
Adaptasi
terhadap tatanan baru dan keberlanjutan unsur kesehatan dan keamanan
menjadi hal yang utama dalam pertimbangan wisatawan untuk melakukan
perjalanan, sehingga penerapan hal ini harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali,
Trisno Nugroho mengatakan sangat mendukung implementasi tatanan
kehidupan Bali era baru terutama melalui sistem pembayaran non tunai
berbasis QRIS.
QRIS adalah sebagai kanal pembayaran, QRIS juga
sangat sesuai dengan tatanan kehidupan Bali era baru, karena dilakukan
secara nirsentuh (contactless), sehingga mampu mencegah risiko penularan
virus.
Kata Trisno jumlah merchant yang telah menggunakan QRIS Bank Indonesia di Bali per 24 Juli sudah mencapai 111.448 merchant.
Dari
angka tersebut sebanyak 57% merupakan usaha mikro, dan 20% usaha kecil,
selanjutnya 17% usaha menengah, serta 6% skala besar. “Kami yakin
setelah deklarasi ini, akan semakin mendorong percepatan kebangkitan
ekonomi Bali serta perluasan implementasi penggunaan QRIS di Bali,”
ujarnya. (rhm)