‘Gurat Senja’: Pameran Fotografi Andika Darmawan Angkat Keindahan Masa Tua di Bali

Pameran fotografi "Gurat Senja" karya fotografer Andika Darmawan siap memanjakan penikmat seni di Sudakara ArtSpace di Sudamala Resort, Sanur

19 September 2025, 08:22 WIB

Sanur– Sudakara ArtSpace di Sudamala Resort, Sanur, kembali memanjakan penikmat seni dengan persembahan terbarunya: pameran fotografi “Gurat Senja” karya fotografer ternama, Andika Darmawan.

Pameran yang menampilkan potret-potret mendalam tentang masa tua ini akan dibuka untuk publik mulai 18 September hingga 24 November 2025.

Nama Andika Darmawan, A.FPSI, A.PFB, bukan lagi asing di dunia fotografi Indonesia. Melalui “Gurat Senja,” yang secara harfiah berarti “Jejak Senja,” ia mengajak audiens merenungkan keindahan, kebijaksanaan, dan martabat yang terkandung dalam setiap kerutan di wajah orang-orang lanjut usia.

Prosesi pembukaan pameran pameran fotografi “Gurat Senja” karya fotografer ternama, Andika Darmawan di Sudakara ArtSpace di Sudamala Resort, Sanur/dok.kabarnusa

 

Setiap potret tidak hanya menunjukkan penguasaan teknis Darmawan, tetapi juga kepekaannya dalam menangkap esensi jiwa manusia.

“Melalui ‘Gurat Senja,’ saya ingin menggambarkan keanggunan dan kekuatan yang tetap bersama kita di senja kehidupan,” ujar Andika Darmawan.

Setiap kerutan menceritakan kisah, setiap tatapan membawa kebijaksanaan, dan setiap potret adalah perayaan kehidupan.”

Pameran ini secara resmi dibuka pada Kamis, 18 September 2025, dalam sebuah upacara eksklusif yang dihadiri oleh salah satu tokoh fotografi paling dihormati di Indonesia, Darwis Triadi.

Melalui pameran ini, Sudakara ArtSpace mempertegas komitmennya sebagai wadah bagi seniman lokal untuk berkarya dan menjembatani audiens dari seluruh dunia dengan kekayaan seni dan budaya Indonesia.

Usai membuka pameran Darwis Triadi menyinggung soal teknologi kecerdasan buatan AI agak sedikit mengganggu teknologi fotografi.

“Agak sedikit mengganggu memang, tapi intinya kita harus meyakini, semua teknologi yang sekerang ada semua untuk mempermudah manusia, contohnya AI memang mempermudah cepat, tetapi Skill itu tidak bisa digantikan,”kata fotografer kawakan  ini.

Energi tidak bisa digantikan, sebagaimana memotret orang ada interaksi di sana. Bahwasanya,  nanti ada editing terkait foto itu sekarang dikenal AI, hanya untuk mempermudah.

Dia melanjutkan, jika sebuah potret tidak bisa lekang dengan lekang teknologi dan masa. Apalagi, jika karya fotografi dilakukan secara riil. Seperti karya lukisan dengan teknologi AI, digital printing namun karya riil painting atau lukisan tidak bisa digantikan, apalagi ada art seni.

Untuk itu, Darwis Riadi menyarankan para fotografer dalam menyambut era AI,  tidak ada kata lain, merela harus terus mengasah skill.

“Kita harus latih skill, sampai pada akhirnya bisa menghadirkan sesuatu yang berbeda,” tandas Darwis Riadi.

Ia memberi ilustrasi seorang pelukis misalnya, lewat karya-karya riil original, bisa menjadi mahal karena orang bisa memahami karyanya yang tidak semua orang bisa melakukannya. ***

 

 

Berita Lainnya

Terkini