Guru Besar Filsafat UGM Prof Kaelan Berpulang, Dikenal Aktif Mengkaji Filsafat Pancasila

Di mata Prof Mukhtasar Syamsuddin, sosok Prof. Kaelan merupakan tokoh yang baik dan aktif mengabdi bagi UGM.

25 Desember 2024, 21:12 WIB

Yogyakarta -Kampus UGM Yogyakarta kembali berduka kehilangan salah satu Guru Besar pemerhati Filsafat Pancasila dan Ketatanegaraan, Prof. Dr. Kaelan berpulang ke hadirat Allah SWT.

Prof Kaelan meninggal dunia Rabu 25 Desember 2024, pukul 08.50 WIB di RSUP Sardjito pada usia 78 tahun.

Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, Ph.D. salah satu kolega Prof. Kaelan selama mengabdi di Fakultas Filsafat UGM menyampaikan duka cita mendalam.

Compress 20241225 215852 2439
Prosesi pelepasan jenasah Prof Kaelan di Balairung kampus UGM Bulaksumur Yogyakarta /dok.humasugm

“Kita telah kehilangan salah satu putra terbaik UGM, yang aktif mengkaji filsafat Pancasila,” sebut Mukhtasar Syamsuddin.

Di mata Mukhtasar Syamsuddin, sosok Prof. Kaelan merupakan sosok yang baik dan aktif mengabdi bagi UGM.

Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, M.P.P., Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB) UGM mewakili pimpinan dan keluarga UGM hadir untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas kepergian Prof. Kaelan.

Pihaknya menyampaikan atas nama keluarga besar UGM, turut berbelasungkawa sebesar-besarnya bagi guru dan teladan .

“Semoga ilmu dan pengetahuan yang telah dibagikan menjadi ladang amal bagi beliau,” ucap Wahyudi.

Diketahui, Prof. Dr. Kaelan, M.S. lahir di Magetan, 27 Januari 1946. Sosok yang memiliki satu orang istri dan tiga orang anak ini sempat menjadi pengajar di Fakultas Filsafat dan Sekolah Pascasarjana UGM.

Hingga pada 10 Juli 2007, Prof Kaelan dikukuhkan sebagai guru besar dengan judul pidato “Kesesatan Epistemologi Di Era Reformasi Dan Revitalisasi Nation State”.

Saat pengukuhan guru besar, dalam pidatonya Prof. Kaelan menyebutkan bahwa era global yang melanda seluruh bangsa di dunia telah membawa Indonesia ke arah runtuhnya negara kebangsaan (nation state), lunturnya nasionalisme, persatuan dan kesatuan, dan kepribadian Indonesia yang merupakan local wisdom atau karya besar bangsa.

Menurutnya, gar bangsa Indonesia dapat mewujudkan suatu masyarakat demokratis, religius dan berkeadaban di dalam proses reformasi di era global saat ini, maka harus dilakukan revitalisasi negara kebangsaan (nation state) yang fondasinya telah diletakkan di atas dasar filosofi negara,” papar Prof. Kaelan saat itu.

Usai prosesi penyemayaman di Balairung, Gedung Pusat UGM, almarhum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga UGM di Sawitsari, Sleman. ***

Berita Lainnya

Terkini