![]() |
KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq saat memberi tausiah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di komplek Puspem Badung |
Badung – KH Ahmaq Muwafiq atau dikenal dengan Gus Muwafiq mengaku ada yang menilai dirinya tidak cinta kepada Nabi Muhammad SAW yang tentu saja tudingan itu menurutnya sangat tidak masuk akal.
Di hadapan ribuan warga Nahdhatul Ulama (NU) atau nahdhiyin, yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW 1441 Hijriyah, Gus Muwafig banyak mengupas sejarah umat Islam di berbagai negara termasuk kondisi umat saat ini yang memasuki era milenial.
“Saya dibilang tidak cinta Rasul, ini kan ngawur, tidak masuk akal, tapi ya sudahlah, itu dunia baru, cinta memang butuh ujian,” ujarnya sembari terkekeh di Areal Gedung Budaya Giri Nata Mandala, Kompleks Pupsem Badung, Jumat (6/12/2019) malam.
Dalam kesempatan itu, kyai asal Sleman Yogyakarta itu, mengingatkan umat agar tidak terlalu mempersoalkan perbedaan antar masyarakat satu dengan lainnya, termasuk menyangkut kebiasaan, adat istiadat yang diwariskan leluhur.
Dicontohkan, dirinya senang dan sudah biasa memakai kain sarung yang diajarkan leluhurnya. Saat itu, dikenal sebagai baju syar’i, sebagaimana didapatkan dari leluhur umat Islam di Arab.
Sehingga, tidak perlu kaget dengan cara-cara nenek moyang dahulu. Gus Muwafiq mengingatkan, dalam dunia saat ini, tantangan terbesar adalah tantangan hidup bersama.
Kalau rukun Iman dan Islam, tidak masalah. Jika ada yang ingin beribadah salat maka, buatkan mushola atau masjid, tidak ada persoalan. Toh, mushola atau masjid, adalah tempat ibadah, tidak akan menimbulkan keributan.
“Cuman hati-hati setelah salat, tiba-tiba jadi keras, itu yang sering bermasalah, NU tidak akan seperti itu,” sambungnya disambut applaus hadirin.
Di bagian akhir tausiahnya yang dihadiri Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, Gus Muwafiq berharap Pulau Bali, bisa menjadi tempat yang sangat subur untuk membangun kebersamaan dalam perbedaan. (rhm)