Halaqah BEM Pesantren DIY: Stop Kekerasan di Jogja sebagai Kota Budaya dan Pendidikan

Setelah dua aksi yang dilewati oleh BEM Pesantren DIY, mewakili segenap mahasantri mengharapkan agar kekerasan yang merajalela di DIY segera diatasi sesegera mungkin.

29 Oktober 2024, 22:43 WIB

Yogyakarta – Bersama ribuan santri, mahasantri yang tergabung dalam Halaqah BEM Pesantren DIY menyerukan dihentikannya aksi kekerasan mengingat Jogja sebagai kota budaya, pendidikan dan pariwisata.

Seruan mereka disampaikan saat turut hadir dalam aksi besar yang digelar di Mapolda DIY pada Selasa 29 Oktober 2024.

Aksi tersebut dilatar belakangi oleh insiden penusukan terhadap santri Krapyak beberapa waktu lalu.

Koordinator zona BEM Pesantren DIY Yogi Atma Setiawan, menyampaikan ini adalah aksi yang dijalani ke-dua kalinya pada persoalan yang sama.

Kekerasan yang merajalela di DIY segera diatasi sesegera mungkin mengingat Jogja adalah kota budaya, kota pariwisata dan kota pendidikan yang keistimewaannya harus kita jaga,” tegas Yogi Atma Setiawan.

Sebelum aksi hari ini, pada sabtu 26 Oktober 2024, mahasantri yang tergabung dalam BEM Pesantren sudah melakukan aksi dan pernyataan sikap di kampus IIQ An-Nur Yogyakarta.

Pihaknya mengharapkan ini menjadi sebuah gerakan besar bersama dalam mengawal jogja yang aman, damai dan tertib.

Diharapkan dari aksi ini, kekuatan santri jika bersatu padu akan menjadi sebuah kekuatan yang tidak bisa dibendung lagi, sebagaimana sejarah membuktikan.

“Tentu segala hal-hal negatif atas izin Tuhan bisa kita berantas dengan kekuatan umat,” ujar Yogi.

Setelah dua aksi yang dilewati oleh BEM Pesantren DIY, mewakili segenap mahasantri mengharapkan agar kekerasan yang merajalela di DIY segera diatasi sesegera mungkin.

“Mengingat Jogja adalah kota budaya, kota pariwisata dan kota pendidikan yang keistimewaannya harus kita jaga,” tandasnya. ***

Artikel Lainnya

Terkini