Denpasar – Investasi dalam pendidikan merupakan fondasi penting bagi kemajuan suatu daerah. Pada periode kepemimpinan pertama Wayan Koster, komitmen terhadap peningkatan mutu pendidikan diwujudkan melalui pembangunan 17 gedung sekolah SMA/SMK yang tersebar di berbagai wilayah Bali.
Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur semata, namun juga mencerminkan upaya serius dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan sebagai prioritas utama.
Dalam kurun waktu lima tahun kepemimpinan Koster, rata-rata satu gedung sekolah berhasil didirikan setiap 3,5 bulan. Sebagai contoh, di Kabupaten Badung, lima sekolah baru telah dibangun, termasuk SMAN 2 Kuta Utara dan SMKN 1 Mengwi. Pembangunan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi lokal.
Selain itu, enam gedung sekolah baru juga didirikan di Jembrana, Buleleng, Karangasem, Gianyar, dan Denpasar. Pencapaian ini patut diapresiasi, mengingat kompleksitas pembangunan sekolah yang memerlukan perencanaan yang matang, alokasi anggaran yang tepat, serta koordinasi yang efektif dengan berbagai pihak terkait.
Dengan penambahan fasilitas pendidikan ini, akses terhadap pendidikan yang lebih baik dan berkualitas semakin terbuka bagi anak-anak Bali, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Sebelumnya, akses terhadap pendidikan di Bali dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti perjalanan jauh ke sekolah dan keterbatasan fasilitas. Namun, kehadiran 17 sekolah baru telah secara signifikan mengurangi hambatan-hambatan tersebut. Kini, anak-anak Bali memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh pendidikan berkualitas tanpa terkendala oleh kesulitan akses.
Selain itu, pembangunan ini juga memberikan dampak positif bagi tenaga pendidik. Bertambahnya jumlah sekolah berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan akan tenaga pengajar, sehingga membuka peluang kerja bagi para guru dan tenaga kependidikan.
Hal ini berkontribusi pada penguatan ekosistem pendidikan di Bali secara keseluruhan.
“Periode pertama Wayan Koster telah berhasil membuka akses pendidikan bagi banyak anak-anak Bali dengan membangun sekolah-sekolah baru. Namun, tantangan berikutnya adalah memastikan bahwa pendidikan yang mereka terima berkualitas dan relevan dengan tuntutan zaman.
Di periode kedua ini, kita harus fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan memastikan bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan yang layak.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kita perlu berinvestasi pada peningkatan sarana dan prasarana sekolah. Laboratorium yang modern, perpustakaan yang lengkap, dan akses internet yang cepat adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mempersiapkan anak-anak Bali menghadapi era digital.
Selain itu, program beasiswa harus menjadi prioritas. Kita tidak boleh membiarkan anak-anak Bali kehilangan kesempatan untuk belajar hanya karena keterbatasan ekonomi. Dengan memperluas program beasiswa, kita dapat memberikan harapan baru bagi mereka dan keluarga mereka.
“Tak hanya fokus pada pendidikan akademik, kita juga perlu memberikan perhatian lebih pada pendidikan vokasi di SMK. Kita ingin lulusan SMK tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga keterampilan yang relevan dan siap pakai di dunia kerja. Untuk itu, kolaborasi dengan dunia usaha dan industri adalah kunci. Kita perlu memastikan bahwa kurikulum SMK sesuai dengan kebutuhan industri, dan lulusan SMK memiliki kesempatan untuk magang dan belajar langsung dari para profesional.
Keberhasilan membangun 17 gedung sekolah di periode pertama adalah fondasi yang kuat. Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Periode kedua ini adalah waktu yang tepat untuk melangkah lebih jauh, yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Kita harus memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas.
Masyarakat Bali menaruh harapan besar pada periode kepemimpinan kedua Wayan Koster untuk terus memimpin Bali dengan fokus pada pendidikan. Masyarakat percaya bahwa investasi pada pendidikan adalah investasi pada masa depan Bali. ***