Harga Melambung, KPPU Dorong Pengembangan Pasar Induk Beras Baru

18 Januari 2018, 07:31 WIB
ilustrasi

JAKARTA – Ketua Komisi Pemantau Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf menegaskan dalam mengantisipasi gejolak harga beras maka perlu dilakukan pengembangan pasar induk beras baru. Hal itu disampaikan Syarkawi dalam Focus Group Discussion (FGD) belum lama ini di Jakarta.

Dalam FGD yang digelar KPPU, diskusi yang didisepakati beberapa hal antara lain perlunya validitas data produksi dan konsumsi beras (neraca beras) diperbaiki untuk meningkatkan akurasi data.

“Poin selanjutnya adalah mengenai perlunya pengembangan pasar.induk baru selain yang sudah ada,” ujar Syakawi dalam rilis diterima Kabarnusa.com, Kamis (18/1/2018) .

Pasar induk tersebur dapat berlokasi di sentra produsen beras sehingga dapat lebih mudah menjalankan fungsi stock management. Poin ketiga dalah integrasi petani dan penggilingan sampai titik distribusi.

Dalam penguatan fungsi penggilingan petani kecil sangat strategis utk dijaga demi kelancaran pasokan. Termasuk yg perlu diwaspadai adalah harga gabah yg kemungkinan turun dalam beberapa bulan kedepan karena kualitas gabah yg menurun dan mulai masuknya beras impor.

Tiga pekan pasca Tahun Baru 2018, terjadi lonjakan harga beras yang signifikan di beberapa daerah di Indonesia. Kenaikan harga beras tersebut beberapa waktu belakangan ini mengundang perhatian banyak Pihak.

Focus Group Discussion (FGD) melibatkan para stakeholder dalam industri beras nasional, bertempat di Gedung KPPU Juanda, Jakarta. Hadir dalam FGD tersebut antara lain perwakilan dari POLRI, Kemendag, Kementan, Bulog, BPS, Perpadi, dan Pelaku usaha.

Pada kesempatan itu, Syarkawi menyampaikan FGD ini digelar dalam rangka menindak lanjuti adanya lonjakan harga beras yang terjadi dibeberapa daerah di Indonesia.

Hal ini diketahui dari hasil pemantauan Satgas Pangan KPPU dan laporan masyarakat. Berdasarkan pantaun harga beras dibeberapa daerah mengalami kenaikan harga yang mencapai Rp 500,- s.d Rp 2.000,-/ Kg.

Data di Pasar Induk Beras Cipinang mencatat dalam kurun waktu 1 (satu) bulan terakhir harga beras naik tajam dari rata-rata Rp 10.500,- menjadi Rp 12.000,- /Kg. Di beberapa pasar di Jakarta, harga beras Medium telah menembus harga Rp 15.000,-/ kg.

Tidak hanya untuk mencari penyebab lonjakan harga beras, FGD ini juga dilakukan untuk menyikapi kebijakan pemerintah terkait impor beras yang akan dilakukan oleh Perum Bulog. Hal ini berkenaan dengan kewenangan KPPU dalam memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah.

Dalam penutupannya Syarkawi juga menyampaikan bahwa KPPU akan terus melakukan pengawasan dan penegakan hukum persaingan dalam industri beras dan menindak tegas oknum-oknum yang mempermainkan harga atau pasukan.

“Apabila dalam distribusinya terjadi dugaan pelanggaran persaingan usaha tidak sehat atau tindak pidana maka hal tersebut menjadi ranah KPPU dan Polri,” tutup Syarkawi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini