Jakarta– Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bekerja sama dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND) menyiapkan program Business Development Service DBS dengan memfasilitasi pelatihan kewirausahaan bagi penyandang
disabilitas tuli atau tuna rungu di Cawang, Jakarta Timur, pada Kamis 7 Desember 2023.
Kegiatan diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh setiap tanggal 3 Desember.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal dalam keynote speech-nya mengatakan DJP sangat menyadari pentingnya kesetaraan dan aksesibilitas para penyandang disabilitas.
Karenanya, DJP secara rutin telah menggelar kegiatan Pajak Berisyarat
sejak tahun 2021 sebagai bentuk persamaan hak mendapatkan edukasi perpajakan bagi para penyandang disabilitas.
Sejalan dengan tema Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2023 yaitu united in action to rescue and achieve the SDGs for, with and by persons with disabilities atau seruan untuk mengambil tindakan berguna demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk, bersama, dan oleh para penyandang disabilitas, pada Pajak Berisyarat tahun ini, DJP mencoba memfasilitasi mereka.
“Teman-teman tuli dengan apa yang kami sebut Business Development
Service (BDS),” ujar Yon Arsal.
Diketahui BDS sendiri merupakan sebuah program pendampingan UMKM yang dilakukan DJP untuk membantu, tidak hanya dalam konteks perpajakan, tetapi juga membantu UMKM agar dapat berkembang.
Disebutkan, program BDS dilaksanakan dalam berbagai bentuk, seperti pelatihan
kewirausahaan, fasilitasi akses ke perbankan, akses pasar digital, dan sebagainya.
Khusus untuk kegiatan dalam Pajak Berisyarat 2023 ini, DJP menjalankan BDS berupa pelatihan teknik foto produk oleh seorang profesional yaitu Sunu Pitoyo.
Hal ini terkait dengan perubahan pasar dari yang semula konvensional menjadi industri pasar digital.
Para wirausaha termasuk teman-teman tuli perlu untuk mengembangkan
kompetensinya dengan cara onmengoptimalkan kemajuan teknologi.
Untuk itulah, kegiatan BDS pada hari ini mengangkat tema pelatihan pengembangan kompetensi wirausaha tuli terhadap industri produk digital,” katanya.
Selain pemberian pelatihan, DJP juga memfasilitasi sesi berbagi pengalaman dari seorang penyandang disabilitas yang berhasil mengembangkan usahanya dalam bidang transportasi (khusus disabilitas, yakni Triyono (Founder Difa Bike).
“Hari ini kita menghadirkan profesional yang kompeten di bidangnya untuk sharing
pengalaman, pengetahuan, dan kegigihan mereka dalam mengembangkan usahanya
sehingga bisa kita tiru,” ujarnya.
Pihaknya berharap melalui kegiatan tersebut, semakin banyak penyandang disabilitas yang berkembang usahanya.
Dengan semakin banyaknya usahawan, akan terjadi akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan mewujudkan tujuan dan visi Indonesia lebih maju di 2025.
“Kami berharap kolaborasi antara DJP dan KND ke depan bisa terus ditingkatkan sehingga banyak usahawan yang bisa kita kembangkan” tandasnya.
Jika dibutuhkan untuk memberikan
edukasi, DJP siap terus berkolaborasi.
Secara terpisah, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Dwi Astuti mengatakan bahwa DJP senantiasa mengembangkan kegiatan edukasi perpajakan kepada teman tuli.
Bahkan sejak tahun 2022, seluruh unit DJP di seluruh Indonesia juga secara aktif melaksanakan kegiatan edukasi perpajakan kepada teman tuli di wilayah masing-masing.
“Kami terus mendukung kesetaraan hak mendapatkan informasi dan layanan perpajakan bagi teman-teman disabilitas. Oleh sebab itu, kami tegaskan bahwa para penyandang disabilitas juga berhak untuk memperoleh informasi yang sama dalam seluruh program perpajakan, termasuk program BDS,” demikian Dwi Astuti. ***