![]() |
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu pada Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2021 yang digelar pada Selasa, (1/5/2021)/Dok.Biro Pers Setpres. |
Jakarta – Walaupun Pancasila telah menyatu dalam kehidupan bangsa
Indonesia sepanjang Republik Indonesia ini berdiri, namun tantangan yang
dihadapi Pancasila tidaklah semakin ringan salah satu tantangan itu
meningkatnya rivalitas antarideologi.
Peringatan Hari Lahir Pancasila di setiap tanggal 1 Juni harus benar-benar
dimanfaatkan untuk mengokohkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu pada Upacara Peringatan Hari Lahir
Pancasila Tahun 2021 yang digelar pada Selasa, (1/5/2021).
Presiden memimpin upacara peringatan tersebut secara virtual dari Istana
Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Globalisasi dan interaksi antarbelahan dunia
tidak serta-merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan.
“Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi,
termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antarnilai-nilai, dan rivalitas
antarideologi,” ujar Presiden.
Kepala Negara memandang bahwa ideologi transnasional cenderung semakin
meningkat, memasuki berbagai lini kehidupan masyarakat dengan berbagai cara
dan berbagai strategi.
Dia melanjutkan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dinilai turut
memengaruhi lanskap kontestasi ideologi.
Revolusi industri 4.0 telah menyediakan berbagai kemudahan dalam berdialog,
berinteraksi, dan berorganisasi dalam skala besar lintas negara. Ketika
konektivitas 5G melanda dunia, maka interaksi antardunia juga akan semakin
mudah dan cepat.
Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk
merambah ke seluruh pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan, dan ke seluruh
usia, tidak mengenal lokasi dan waktu.
“Kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar
normal ketika memanfaatkan disrupsi teknologi ini,” jelasnya.
Untuk menghadapi semua itu, Presiden menegaskan bahwa perluasan dan pendalaman
nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa.
Jadi, diperlukan cara-cara baru yang luar biasa dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama revolusi industri 4.0.
Pancasila juga harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkeindonesiaan.
Pihaknya mengajak seluruh aparat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat,
para pendidik, kaum profesional, generasi muda Indonesia, dan seluruh rakyat
Indonesia untuk bersatu-padu.
“Bergerak aktif memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan Indonesia
maju yang kita cita-citakan,” Jokowi menegaskan. (rhm)