Jembrana – Ditengah jeritan ratusan petani di sejumlah subak yang ada di Kabupaten Jembrana karena gagal panen lantaran kemarau panjang, berkah justru dirasakan oleh sejumlah petani di Subak Yehembang, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
Pada musim kemarau berkembanjangan yang melanda Jembrana belakang ini, Subak Yehembang ternyata berhasil memanen padi yang luasnya hampir mencapai ratusan hektar.
Bahkan hasil panen pada musim panen saat ini justru sangat melimpah. Tentu saja puluhan petani di subak tersebut meraup untung yang banyak.
“Selama saya jadi petani, musim panen kali ini hasilnya paling baik. Padahal saat ini masuk musim kemarau dan kami merasakan kesulitan air untuk mengairi sawah,” terang I Ketut Budra (52), salah seorang petani di Subak Yehembang, Selasa (6/10/2015).
Untuk musim panen kali ini, menurut Ketut Budra, hasilnya sangat baik. Bahkan paling baik dibandingkan musim panen sebelum-belumnya.
“Per are hasilnya mencapai 100 kg. Kalau musim panen sebelumnya paling tinggi hasilnya 80 kg per arenya,” ujar Budra yang dibenarkan oleh petani lainnya.
Untuk satu hektarnya menurutnya bisa mencapai hasil hingga 12 ton. Ditambah lagi harga gabah di tingkat petani saat ini mencapai Rp 5000 per kilonya. Dengan biaya produksi per arenya paling tinggi Rp 100 ribu.
“Dengan biaya produksi sebesar itu keuntungan yang didapat mencapai empat kali lipat dari biaya produksi,” imbuhnya.
Hanya saja menurut Budra dan sejumlah petani lainnya, para petani tetap agak kesulitan memasarkan hasil panennya lantaran keterbatasan kemampuan pihak penebas maupun pihak KUD membeli hasil panen petani.
“Kadang padi petani sampai lewat waktu panen belum juga dipanen. Itu jelas mengurangi kualitas dan hasilnya,” pungkasnya.(dar).