Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra menerima udiensi HIPMI |
Denpasar – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Denpasar menggelar HIPMI Festival yang diharapkan bisa menggairahkan kembali partisipasi generasi muda di pasar tradisional.
Kegiatan HIPMI Festival digelar 19-20 Oktober mendatang. Terkait hal itu, HIPMI Denpasar beraudiensi dengan Walikota Denpasar, I.B Rai Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Senin 9 September 2019.
Wali Kota Denpasar, I.B Rai Dharmawijaya Mantra mengapresiasi Festival HIPMI yang untuk mengenalkan lagi pasar tradisional ke tengah- tengah generasi muda. Menurutnya, seharusnya memang peran sebagai pengusaha dimana memiliki fungsi yang tidak memunculkan sekat dan jarak dengan masyarakat.
“Selain itu peran HIPMI Kota Denpasar juga semestinya mampu mengajak pengusaha- pengusaha muda di era milenial bersentuhan kembali dengan akarnya dalam hal ini komunitas perekonomian yang disebut pasar tradisional,” ujar Rai Mantra.
Dia berharap festival ini dapat menjadi pembuka bangkitnya ekonomi kerakyatan di Kota Denpasar. Terlebih, didukung program Pemkot Denpasar yang sudah sejak lama berkonsentrasi dengan isu ini melalui Revitalisasi Pasar Tradisional dan Sekolah Pasar.
“Untuk mensukseskan kegiatan ini tentu HIPMI tidak bisa bergerak sendirian, namun bersinergi dengan melibatkan ekosistem yang kuat dengan disokong OPD Pemkot Denpasar,” kata Rai Mantra.
Ketua Panitia HIPMI Festival, Pande Agus Permana Widura menjelaskan, HIPMI Festival sejatinya ingin mengenalkan apa itu Pasar Tradisional kepada generasi muda terutama yang bergelut di dunia usaha agar mereka tidak melupakan akarnya.
“Selain juga festival ini akan diisi dengan berbagai program pengembangan pelaku usaha di Pasar Tradisional agar tercipta kesinambungan,” tuturnya.
Rencananya akan dipusatkan di kawasan heritage Pasar Badung Kota Denpasar dan wilayah sekitarnya seperti Br.Titih, Jl.Sulawesi dan Jl.Kalimantan dan tidak menutup kemungkinan kedepannya di pasar tradisional lainnya.
Festival ini akan dikemas dengan konsep “street” atau jalanan dengan memadukan unsur seni, budaya, kuliner dan pemberdayaan pedagang pasar tradisional, diisi dengan berbagai acara seperti Parade Budaya, Festival kuliner tradisional dan kuliner akulturasi, Night Run, Street Music, Street Performance.
Mngingat secara historis dulu di kawasan Jl.Sulawesi pernah terdapat pasar senggol (pasar kuliner) sehingga diangkat melalui gagasan Senggol Sulawesi sebagai penopang di Pasar Badung Kota Denpasar. (riz)