HOAKS Awan Panas Merapi Bikin Geger! BPPTKG Tegaskan: Status Siaga III, Masyarakat Diminta Waspada

BPPTKG) dengan tegas membantah isu yang beredar luas di media sosial mengenai dugaan terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi

28 November 2025, 04:44 WIB

Yogyakarta– Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dengan tegas membantah isu yang beredar luas di media sosial mengenai dugaan terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi pada Rabu, 26 November 2025.

Isu yang memicu kegaduhan publik ini dipastikan adalah hoaks.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, menekankan bahwa setelah dilakukan pengecekan mendalam terhadap seluruh instrumen pemantauan resmi, pihaknya tidak menemukan adanya aktivitas awan panas guguran pada waktu yang dituduhkan video viral tersebut.

“Data pemantauan kami tidak menunjukkan adanya Awan Panas Guguran pada waktu seperti yang disebutkan dalam video tersebut. Jadi informasi itu tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya,” tegas Agus dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/11/2025).

Menyikapi beredarnya informasi tak terverifikasi, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang, waspada, dan selektif dalam menerima maupun membagikan informasi terkait Merapi.

“Kami mengimbau warga tetap tenang, tetap waspada, dan selalu memilah informasi terkait Merapi sebelum membagikannya,” pinta Agus.

Sementara itu, BPPTKG memastikan status Gunung Merapi hingga kini tetap berada pada Level III (Siaga).

Berdasarkan laporan aktivitas pengamatan Kamis (27/11) periode 00.00 – 06.00 WIB, kondisi cuaca di sekitar puncak Merapi dilaporkan mendung dan tertutup kabut tebal, dengan angin bertiup lemah ke timur. Tidak teramati adanya asap kawah.

Namun, dalam enam jam pemantauan tersebut, tercatat adanya 33 kali guguran lava dengan durasi yang cukup lama, antara 40 hingga 196 detik, menandakan aktivitas internal Merapi masih tinggi.

BPPTKG kembali menegaskan, ancaman utama Merapi saat ini adalah guguran lava dan awan panas. Oleh karena itu, masyarakat dilarang beraktivitas di zona bahaya, yang meliputi:

Sektor Selatan – Barat Daya: Meliputi alur Sungai Boyong (hingga 5 km), serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (hingga 7 km).

Sektor Tenggara: Mencakup Sungai Woro (hingga 3 km) dan Sungai Gendol (hingga 5 km).

Lontaran Material Eksplosif: Berpotensi menjangkau radius 3 km dari puncak.

Masyarakat di kawasan rawan bencana diminta untuk tidak beraktivitas di zona tersebut dan mewaspadai guguran, terutama saat terjadi hujan.

“Untuk mengantisipasi dampak abu vulkanik, masyarakat sebaiknya tetap mengikuti informasi resmi dari BPPTKG.

Status Merapi tentu akan kami evaluasi bila ada perubahan aktivitas yang signifikan,” pungkas Agus. ***

Berita Lainnya

Terkini