IAKMI: Perubahan Gaya Hidup Picu Diabetes

22 April 2016, 08:00 WIB

SIDANG

Kabarnusa.com – Bali sebagai tujuan wisata dengan pertumbuhan ekonomi yang baik tidak luput dari peningkatan jumlah penderita diabetes. 

Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Provinsi Bali, Made Kerta Duana MPH, mengungkapkan, perubahan gaya hidup masyarakat mulai dari pola makan dengan konsumsi makanan tinggi kalori hingga berkurangnya aktifitas olahraga.

“Itu semua menjadi faktor terbesar tumbuhnya wabah baru yakni Diabetes Perkotaan (Urban Diabetes),” kata Duana.

Keadaan ini diperburuk dengan minimnya kesadaran masyarakat akan tantangan ini.

Kenyataan seperti ini akan sulit dirubah tanpa adanya komitmen dari seluruh aspek masyarakat mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat setempat 

Kondisi itulah yang melatarbelakangi inisiatif  Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menyelenggarakan seminar kesehatan dengan tajuk  “Ancaman Pandemi Diabetes di Bali: Pencegahan dan Penanggulangannya”.

Seminar bertujuan, pertama,  memperoleh gambaran paling aktual mengenai ancaman pandemi diabetes di Bali serta faktor-faktor penyebabnya.

Kedua, memperoleh gambaran mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan dalam upaya mencegah dan menanggulangi dampak pandemi diabetes di Bali.

Ketiga, mengkaji kemungkinan-kemungkinan mengembangkan sinergi dan kolaborasi dalam upaya mencegah dan menanggulangi dampak pandemic diabetes di Bali 

Menanggulangai ancaman pandemi diabetes di Bali, masalah diabetes sudah menjadi ancaman global di dunia hingga WHO dalam memperingati  World Health Day 2016  mengambil tema “Cegah,Obati dan Lawan Diabetes”.

Indonesia pun saat ini tengah berjuang menghadapi pandemi diabetes yang kian memburuk dimana Indonesia menjadi negara urutan ke-5 di dunia dengan populasi pasien diabetes terbanyak.

Di negara ini  terdapat 9,1 juta orang hidup dengan diabetes di Indonesia (IDF 2014).  Prevalensi DM di Indonesia juga mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Di sisi lain Laporan Riiset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013  mengungkapkan bahwa proporsi penyebab kematian karena Diabetes Mellitus pada kelompok usia 45-54 tahun di perkotaan menduduki peringkat ke-2 dengan persentase sebesar 14,7%.

Sedangkan di pedesaan, Diabetes Mellitus menduduki peringkat ke-6 dengan persentase sebesar 5,8%.

Vice President and General ManagerPT Novo Nordisk Indonesia Sandeep Sur dalam mengelola dan mengendalikan peningkatan angka kematian dan angka kesakitan akibat diabetes membutuhkan kepedulian dan langkah nyata pemangku kepentingan.

Sebagai salah satu perusahaan terdepan dalam perawatan diabetes, Novo Nordisk bersama pemangku kepentingan termasuk pemerintah, asosiasi profesi, sektor swasta, media dan komunitas, melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kepedulian.

Juga akses terhadap perawatan serta menjawab aspek psikososial diabetes untuk meningkatkan kualitas hidup.”

Kondisi diabetes di Indonesia kini sangat mengkhawatirkan terutama di kota-kota besar seperti Bali karena minimnya tingkat kesadaran masyarakatakan isu ini.

Tanpa komitmen dan kerjasama berbagai pemangku kepentingan dan juga publik, kenyataan ini akan sangat sulit untuk diubah dan langkah-langkah perbaikan tidak dapat diterapkan secara maksimal. (gek)

Artikel Lainnya

Terkini