IARMI Apresiasi Keberhasilan Setahun Pemerintahan Prabowo, Dorong Penguatan Pertahanan Semesta dan Pelibatan Sipil

19 Oktober 2025, 10:41 WIB

Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (DPN IARMI), Muhammad Arwani Deni, menilai sektor pertahanan menjadi salah satu bidang paling menonjol dalam setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Arwani, arah kebijakan pertahanan nasional kini jauh lebih terarah, modern, dan menyentuh aspek semangat sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Ia menilai Prabowo berhasil membangun postur pertahanan yang bukan hanya kuat secara militer, tapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama di tengah masyarakat.

“Pemerintah saat ini tidak hanya fokus memperbarui alutsista, tapi juga membangun sistem pertahanan yang menyeluruh. Pendekatan ini sejalan dengan semangat Sishankamrata, di mana rakyat menjadi bagian dari kekuatan bangsa,” ujar Arwani di Jakarta, Minggu (19/10/2025).

Ia menambahkan, stabilitas politik dan ekonomi nasional yang relatif terjaga selama satu tahun pemerintahan Prabowo juga tidak lepas dari peran pertahanan negara yang solid. Sinergitas antara TNI, Polri, dan intelijen berhasil menciptakan situasi yang kondusif sehingga pembangunan dapat berjalan aman dan produktif.

“Pertahanan yang tangguh jadi jaminan bagi stabilitas politik dan ekonomi. Ketika unsur keamanan bersinergi dengan baik, rakyat bisa beraktivitas dengan tenang dan pembangunan terus bergerak,” lanjutnya.

Arwani juga mengapresiasi langkah pemerintah membentuk Dewan Pertahanan Nasional (DPN) yang dinilainya sebagai terobosan penting dalam menata kebijakan pertahanan lintas lembaga. Menurutnya, kehadiran DPN menjadi simbol keseriusan Presiden Prabowo dalam membangun arsitektur pertahanan nasional yang terencana dan terpadu. Namun, ia berharap ke depan pelibatan unsur masyarakat sipil dalam Dewan tersebut perlu diperkuat agar konsep pertahanan semesta benar-benar inklusif dan berakar dari rakyat.

“Keterlibatan elemen sipil penting agar kebijakan pertahanan tidak eksklusif militeristik, tapi juga merepresentasikan kekuatan sosial dan kultural bangsa,” jelasnya.

Dalam konteks pembangunan nasional, Arwani menilai langkah pemerintah membentuk 100 Batalyon Teritorial Pembangunan dan 20 Brigade Infanteri Teritorial Pembangunan sebagai inovasi besar dalam menghubungkan fungsi pertahanan dengan agenda pembangunan daerah.

“Ini langkah luar biasa. Prajurit kini bukan hanya menjaga wilayah, tapi juga terlibat langsung mendukung pembangunan di daerah perbatasan, wilayah tertinggal, dan pulau-pulau terluar. Peran bidang pertahanan jadi dapat berdampak langsung bagi rakyat,” kata Arwani.

Ia juga menilai langkah modernisasi alutsista dan penguatan industri pertahanan nasional melalui kerja sama teknologi luar negeri adalah strategi yang tepat untuk memperkuat kemandirian bangsa di bidang pertahanan.

“Kemandirian industri pertahanan dalam negeri menjadi kunci. Transfer teknologi yang diupayakan pemerintah merupakan investasi jangka panjang bagi masa depan,” tegasnya.

Selain penguatan alat utama sistem senjata, Arwani menilai perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan prajurit dan penguatan sistem pertahanan siber menunjukkan bahwa kebijakan pertahanan kini semakin adaptif terhadap tantangan zaman.

“Pertahanan hari ini tidak cukup dengan kekuatan senjata. Harus ada perlindungan data, kemandirian teknologi, dan kesadaran bela negara di semua lapisan masyarakat,” tuturnya.

Sebagai bagian dari komponen pertahanan bangsa, IARMI, kata Arwani, siap bersinergi dengan Kementerian Pertahanan untuk memperkuat pendidikan bela negara dan karakter kebangsaan di kalangan generasi muda.

“IARMI berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam memperkuat Sishankamrata. Semangat pertahanan semesta harus kita hidupkan bersama agar Indonesia semakin kuat, mandiri, dan disegani di dunia,” pungkasnya.***

Berita Lainnya

Terkini