Ikan Nemo Maluku Mendunia: BPBL Ambon Penuhi Permintaan Pasar, Jaga Kelestarian Laut

10 Maret 2025, 23:23 WIB

Maluku– Di Maluku, budidaya ikan hias nemo telah menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan bagi masyarakat. Menyadari potensi ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mengembangkan varian ikan nemo, demi mendukung produktivitas sekaligus menjaga kelestarian ekosistem laut.

Sebuah prestasi membanggakan telah diraih oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon, yang berhasil menciptakan hingga 50 varian ikan nemo.

Dengan teknik kawin silang yang cermat, mereka menghasilkan ikan-ikan nemo dengan corak unik, yang sangat digemari pasar dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu menyatakan, budidaya ikan hias nemo merupakan strategi mitigasi terhadap kerusakan ekosistem perairan laut Maluku yang disebabkan oleh permintaan pasar. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara berkelanjutan meningkatkan produktivitas budidaya ikan hias nemo sebagai upaya konservasi dan pemeliharaan keseimbangan ekosistem laut.

“KKP memastikan pengembangan budidaya ikan hias nemo di Maluku memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekaligus berkontribusi pada pelestarian ekosistem laut Indonesia,” tandas Tb Rahayu.

Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon, Sarwono, memaparkan langkah-langkah strategis yang telah diimplementasikan untuk memenuhi permintaan benih ikan hias nemo di wilayah Maluku.

Proses distribusi benih melibatkan pengiriman benih yang telah mencapai ukuran 3-4 cm dari Keramba Jaring Apung ke eksportir dan reseller yang berlokasi di Jakarta, Surabaya, dan Bali.

BPBL Ambon juga melaksanakan program pembinaan dan pendampingan teknis bagi pembudidaya guna meningkatkan kompetensi dalam budidaya ikan hias. Selain itu, kegiatan restocking ikan nemo secara berkala dilakukan di perairan Maluku sebagai upaya menjaga keberlanjutan populasi.

BPBL Ambon juga telah memberikan berbagai stimulus untuk mendukung budidaya ikan hias nemo seperti benih ikan nemo berkualitas dan sarana prasarana produksi.

Berbagai inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi budidaya ikan nemo secara berkelanjutan dan ramah lingkungan, BPBL Ambon juga telah sampaikan kepada pembudidaya seperti teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS) dengan budidaya ikan nemo dengan anemon laut untuk memberikan kondisi yang lebih stabil dan menjaga kualitas air.

“Hingga inovasi budidaya ikan nemo dapat dilakukan dalam skala yang lebih besar dan lebih mudah diterapkan di pembudidaya dengan menggunakan waring pada keramba jaring apung,” ungkap Sarwono.

Dengan optimisme, Sarwono mengumumkan target penyaluran 3.000 benih ikan hias tahun ini, dan hingga Maret 2025, 2.500 ekor telah berhasil didistribusikan. Lebih dari sekadar membantu perekonomian pembudidaya, BPBL Ambon juga memberikan kontribusi signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Sarwono mengungkapkan, ‘Pada periode Januari hingga Februari 2025, kami berhasil menjual 9.177 ekor ikan hias, dengan nilai mencapai Rp 26 juta.

Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Teri, Lamusu, mengucapkan terima kasih karena anggotanya selalu dibantu oleh KKP dalam meningkatkan produksi ikan nemo.

“Saat ini kelompok kami bisa budidaya berbagai varian ikan nemo hingga sebanyak 10 varian. dengan corak warna yang unik dan bernilai tinggi di pasar, berkat pendampingan dari BPBL Ambon, kami dapat menjaga kualitas ikan hias nemo yang dihasilkan sehingga menguntungkan dan berkelanjutan,” papar Lamusu. ***

Berita Lainnya

Terkini