Diskusi pengaturan iklan rokok untuk pencegahan perilaku merokok pada remaja oleh Bali Tobacco Initiative Control |
KabarNusa.com – Kuatnya pengaruh iklan rokok tercermin dari semakin banyaknya masyarakat terrmasuk kalangan wanita di Bali yang merokok di tempat-tempat terbuka.
Kota Denpasar, Bali sendiri, cukup mudah ditemukan papan reklame berukuran besar LED yang terpasang di titik strategis dan menayangkan iklan rokok demikian bebasnya.
Sebut saja di perempatan Jalan Dewi Sartika dan Sudirman, LED berukuran raksasa hampir 24 jam berisi tayangan iklan rokok.
Kondisi itu membuat gusar para aktivis yang bergabung di Bali Tobacco Control Initiative (BTCI) yang berusaha mengkampanyekan masyarakat sehat bebas dari paparan asap rokok.
“Kami berharap Pemrintah Kota Denpasar memiliki aturan yang tegas terhadap iklan-iklan produk rokok yang demikian bebas di tempat terbuka,” tegas Ketua Bali Tobacco Control Initiative Made Kerta Duana saat buka puasa bersama dengan awak media di Warung Bebek Kwali Denpasar Kamis 17 Juli 2014.
Kata dia, perusahaan rokok saat ini tengah gencar menyasar perempuan, terlihat sudah banyak iklan rokok yang memunculkan sosok perempuan di dalam iklan tersebut.
Dia menyitir hasil penelitian terakhir, jumlah perempuan perokok di Bali sekitar 5 pesren dari jumlah penduduk Bali yang sekitar 4,2 juta jiwa.
Dengan kata lain, ada sekira 210.000 wanita di Bali telah merokok.
Jumlah wanita di Bali yang merokok lebih besar bahkan cenderung angkanya mengalami kenaikan terus menerus setiap tahunnya.
Hal itu bisa dilihat juga dari keseluruhan perokok di Bali sekitar mengalami kenaikan, dari 29% pada tahun 2007 menjadi 34 persen pada tahun 2010.
Pergerakan wanita yang merokok di Bali terus meningkat sehingga kondisi ini cukup mengkhawatirkan.
Saat ini, secara kasat mata kaum hawa mulai bebas merokok di mal-mal, dan diskotek atau klub malam, meskipun, budaya di Indonesia merokok bagi perempuan sebagai hal tabu.
Dia menyebut, pengaruh iklan rokok di berbagai media mendorong kaum perempuan merokok seperti halnya laki-laki.
Yang mengagetkan justru, dengan kebijakan moratorium iklan di Kota Denpasar data yang didapat pendapatan iklan dari rokok semakin meningkat.
“Kami berharap segera dibuat Perwali mengatur hal ini, sehingga iklan rokok tidak bisa bebas seperti yang ada sekarang, karena ini pengaruhnya sangat kuat terhadap generasi muda,” imbuh pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unud itu. (gek)