Denpasar – Industri Kecil Menengah (IKM) di Provinsi Bali diminta
tetap menjaga kualitas produk jangan hanya mengejar keuntungan semata.
Ketua Dekranasda Provinsi Bali Putri Koster didampingi oleh Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Wayan Jarta memberikan pembekalan
teknis terkait penyelenggaraan pameran kepada para IKM terpilih di Gedung
Ksiraarnawa,Taman Budaya, Denpasar, Rabu (2/6/2021).
Pandemi Covid 19 tak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga
berimbas signifikan terhadap perekonomian Bali termasuk pelaku Industri Kecil
dan Menengah (IKM).
Salah satunya dengan menggelar Pameran Bali Bangkit yang telah sukses dua kali
berturut-turut dengan mendapat respon positif dan apresiasi dari berbagai
kalangan.
Dekranasda Provinsi Bali kembali menggelar Pameran IKM Bali Bangkit III yang
dilaksanakan serangkaian Pesta Kesenian Bali ke XLIII (43).
Putri Koster didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Bali Wayan Jarta memberikan pembekalan teknis terkait penyelenggaraan pameran
kepada para IKM terpilih di Gedung Ksiraarnawa,Taman Budaya, Denpasar, Rabu
(2/6/2021).
Sebanyak 96 IKM dari kabupaten/kota se-Bali telah lulus kurasi yang dilakukan
langsung oleh Dekranasda Provinsi Bali akan menggelar pameran yang rencananya
mulai pada tanggal 5 Juni mendatang.
Seniman multitaleta akrab disapa Bunda Putri ini berharap IKM bisa menampilkan
produk-produk asli dan berkualitas. Perajin diingatkan agar tidak sekedar
mengejar keuntungan dengan mengabaikan kualitas.
Apalagi hingga menjual produk tiruan yang jauh berbeda dengan apa yang
diwariskan para leluhur.
“Kita di sini berpameran, orientasi utama kita bukan mencari keuntungan
sebesar-besarnya, tetapi memperkenalkan produk kita ke masyarakat. Jaga
kualitas produk kita, jangan mengemplang harga, beri harga yang sewajarnya
kepada konsumen,” tegasnya mengingatkan.
Ia pun juga meminta agar para pelaku IKM dalam berpameran selalu mengindahkan
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan panitia. Termasuk di antaranya tidak
menjual produk seperti alpaka untuk logam, produk tiruan songket ataupun kain
endek yang diproduksi pabrik.
Ketua TP PKK Provinsi Bali ini juga mengajak para pelaku IKM untuk berlaku
jujur dalam berdagang dalam artian mencari keuntungan yang sewajarnya dengan
menghitung seksama jumlah biaya produksi dan keuntungan yang diinginkan.
Dengan demikian, para pembeli akan merasa puas karena membeli produk dengan
harga serta kualitas yang sewajarnya. “Saya minta semua barang yang dipamerkan
harus mencantumkan harga, beri penjelasan yang jujur kepada pembeli tentang
produk yang kita miliki,” tandasnya.
“IKM bertanggung jawab menjaga dan melestarikan apa yang diwariskan nenek
moyang, bukan hanya berjualan dan mencari untung yang besar. Mari kita
bersama-sama menjadi kuat dan bangkit di masa pandemi dan kedepannya bisa
menjadi tuan di rumah sendiri melalui karya yang kita hasilkan,” ajaknya.
Pelaku IKM sudah mulai masuk dan memasarkan produknya melalui platform digital
yang salah satunya melalui Balimall.com. Di samping itu, untuk transaksi para
peserta pameran secara keseluruhan sudah menyediakan pembayaran dengan
menggunakan aplikasi QRIS dari BPD Bali. (rhm)