Industri Dalam Negeri Berkembang, Iwatani Dorong Lahirnya Tenaga Ahli Pengelasan

17 Oktober 2018, 17:45 WIB
QAS & Tech. Engineering Manager PT Iwatani Industrial Gas Indonesia (IIGI) Wahidin, menjelaskan teknologi pengelasan kepada Ketua Dewan Pengarah Asosiasi Pengelasan Indonesia (API) Abdul Wahab Bangkona bersama Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLP) Fauziah dan A. Yudia Bakti, Chairman of Examination Board API.

JAKARTA – Iwatani Corporation, PT Iwatani Industrial Gas Indonesia dan Asosiasi Pengelasan Indonesia (API) mendorong lahirnya tenaga-tenaga pengelasan guna memenuhi kebutuhan industri berbagai bidang yang terus berkembang di Tanah Air.

Dalam kerangka itu pula digelarlah kontes pengelasan (welding contest) untuk mendukung lahirnya tenaga-tenaga ahli dan terampil di bidang pengelasan yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor industri di Indonesia.

Kegiatan kontes pengelasan ini telah rutin dilaksanakan sejak tahun 2013 dengan memberikan penghargaan bagi peserta yang meraih penilaian terbaik yang berasal dari seluruh Indonesia.

Kegiatan didukung Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Tenaga Kerja RI, Departemen Metalurgi Universitas Indonesia, Japan External Trade Organization (JETRO) serta Jakarta Japan Club (JJC) Kansai Economic Federation dan Indonesia.

Presiden Direktur PT Iwatani Industrial Gas Indonesia (IIGI), Hidekazu Sobue mengunglapkan, keberadaan tenaga ahli dan terampil di bidang pengelasan sangat dibutuhkan Indonesia. Hal itu seiring pesatnya perkembangan berbagai jenis industri seperti manufaktur, migas, telekomunikasi, dirgantara, perkapalan, alat berat dan sebagainya.

“Indonesia masih kekurangan banyak tenaga ahli dan terampil di bidang pengelasan. Karena itu kami bersama Asosiasi Pengelasan Indonesia [API] terus mendorong penerapan tekonologi pengelasan yang memenuhi standar kualitas industri dunia serta terjaminnya keselamatan kerja,” ujar Sobue pada acara Iwatani-API/IWS Welding Contest in Indonesia, di Hotel Mulia Jakarta, Rabu, 17 Oktober 2018.

Tanaga ahli dan terampil bidang pengelasan tersebut sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan maupun perawatan peralatan industri, baik di dalam maupun di luar negeri.

Dikatakannya, perkembangan teknologi pengelasan dewasa ini semakin maju dan diharapkan Indonesia juga dapat menerapkan standar pengelasan yang tinggi untuk menjamin keselamatan kerja dan industri.

Pada kesempatan yang sama, Chairman & CEO Iwatani Corporation, Ikiji Makino, mengatakan bahwa Iwatani Corporation (IC) sejak berdiri pada 1930 di Jepang Iwatani terus mengembangkan bisnis dan yang fokus pada gas dan energi yang menjadi kebutuhan industri sehari-hari.

“Sebagai perusahaan gas dan energi, Iwatani berkeinginan untuk menciptakan nilai yang baru dan berkontribusi banyak kepada masyarakat,” tuturnya.

Kata Makino, di Indonesia, Iwatani mulai memproduksi dan menjual gas industri sejak tahun 1996. Dan selama lebih dari 20 tahun tersebut, pihaknya telah bekerjasama dengan banyak perusahaan khususnya yang berlokasi di Jabodetabek..

“Secara khusus di bidang pengelasan, kami memiliki pengalaman bertahun-tahun dan teknologi kelas dunia,” katanya menegaskan. Pihaknya, sejak 2013 mengadakan seminar dan kontes pengelasan yang merupakan teknologi penting yang sangat diperlukan dalam industri manufaktur.

“Kontes pengelasan di setiap tahunnya dan berharap lebih banyak lagi yang dapat berpartisipasi,” ujarnya.

RI Kekurangan Tenaga Pengelasan

Dalam kesempatan sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengelasan Indonesia (API), Edi Diarman Djasman, menambahkan, Indonesia masih sangat kekurangan tenaga profesional bidang pengelasan sehingga kekurangan tersebut masih diisi oleh tenaga kerja dari luar negeri.

Dia mencontohkan industri galangan kapal di Batam didominasi tenaga kerja pengelasan dari luar negeri terutama India karena tenaga pengelasan dari Indonesia belum bisa mencukupi.

Edi memperkirakan saat ini jumlah tenaga profesional bidang pengelasan di Indonesia yang sudah memiliki qualifikasi dan sertifikasi hanya sekitar 10.000 an orang, sementara kebutuhan di berbagai industri yang membutuhkan jasa pengelasan jauh lebih besar.

Oleh karena itu, API terus memfasilitasi tenaga kerja pengelasan agar memiliki sertifikasi baik yang diterbitkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pengelasan maupun sertifikasi welding internasional.

Dengan memiliki sertifikasi keahlian di bidang pengelasan, lanjut dia, maka seseorang berkesempatan untuk bekerja di berbagai industri baik dalam dan di luar negeri. Edi mencontohkan, peluang kerja pengelasan terbuka lebar di banyak negara seperti Jepang dan Amerika Serikat dengan standar gaji yang tinggi.

“Di dalam negeri pun masih sangat dibutuhkan. Semua perusahaan yang menggunakan logam maka membutuhkan tenaga pengelasan, baik yang di dalam air (under water), di darat maupun di ketinggian. Seperti di galangan kapal itu 40% tenaga kerjanya adalah bidang pengelasan,”ujar Edi.

Sebagai sebuah asosiasi profesi, API berdiri tahun 1993 dan menjadi anggota dari organisasi welding internasional yang bernama International Institut of Welding. Untuk memajukan tenaga kerja bidang pengelasan ini, tambah Edi, diharapkan sinergi tiga pihak yaitu kalangan bisnis (perusahaan), pemerintah dan akademisi.

“Welding contest seperti ini contoh upaya mempromosikan lahirnya para profesional di bidang pengelasan. Kami inginkan para tenaga pengelasan profesional agar memiliki sertifikasi baik yang dari lokal maupun internasional. Dengan itu mereka akan sangat mudah diterima industri,” demikian Edi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini