Industri MICE Dongkrak Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia

6 Agustus 2016, 06:16 WIB
Uji publik dan sosialisasi rancangan Peraturan Menteri Pariwisata tentang MICE di Nusa Dua, Bali (foto:kabarnusa)

NUSA DUA – Bali dan Jakarta merupakan salah satu wilayah yang cukup berkembang industri meeting incentive convention and exhibiion ( MICE) atau pertemuan perjalanan insentif dan pameran (PPIKP) yang banyak berkontribusi dalam mendatangkan wisatawan.

Saat ini, pemerintah tengah menyusun pedoman kretrtia tempat penyelenggaraan (venue), pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran yang terus dilakukan uji publik termasuk di Bali.

Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata itu, terus dimatangkan dengan menjaring masukan dan pandangan dari industri pariwisata sebelum nantinya disahkan.

“Wisata mice perlu penanganan khusus karena menggerakkna banyak sektor industri pariwisata,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha saat menjadi pemateri dalam uji publik dan sosialisasi rancangan Peraturan Menteri Pariwisata tentang MICE di Nusa Dua, Bali Jumat 5 Agustus 2016.

Agung mengungkapan, Bali yang dikenal dengan wisata MICE karena keindahan alam, keramahtamahan masyarakat dan memiliki lokasi MICE yang cukup mumpuni seperti di Nusa Dua, perlu lebih memahami tentang aturan baru itu.

“Uji publik ini dimaksudkan agar kita lebih mudah memahmi aturan ini  apalagi dikaitkan dengan program pemerintah yang manargetkan kunjungan 20 Juta wisatawan pada 2019,” tandasnya di hadapan peserta dari kalangan industri pariwisata di Bali seperti perhotelan, travel agen dan pelaku MICE.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha(foto:kabarnusa)

Saat ini, Bali menjadi penyumbang besar masuknya wisatawan asing ke Indonesia atau sekira 40 persen, disusul Jakarta 30 persen serta Batam 20 persen. Sisanya disumbangkan daaerah wisata lainnya.

Selain itu, ada 10 destinasi baru atau 10 Bali Baru yang tengah digenjot pemerintah sehingga bisa banyak mendatangkan wisatawan asing tak hanya di Pulau Dewata saja, melainkan juga daerah lainnya di Tanah Air.

Bali sendiri sambung Agung, dengan adanya industri MICE sangat terbantu karena banyak digelar di daerah berjuluk Pulau Seribu Pura itu.

Apalagi, dengan dukungan pembangunan infrastruktur yang terus diperbaiki sehingga bisa mendatangkan wisman hingga 2,3 juta sampai bulan Juni lalu.

“Ada peningkatan kunjungan luar biasa sekira 18,59 persen dari tahun lalu,” sambungnya.

Selain itu kebijakan beba visa untuk 159 negara juga mampu menarik banyak wisatawan asing datang.

Langkah itu juga dilakukan negara kompetitor seperti Malaysia dan Thailand sehinga lebih banyak wisatwan asing berlibur ke Bali termasuk yang berwisata MICE.

“Agar MICE bisa dilaksanakan tentu menjadi kebanggan bagi kita bisa membantu, jumlahnya cukup besar sebab apapun di Bali orang bisa datang karena lebih banyak mengajak anak keluarga teman dan lainnya,” imbuhnya.

Meksi demikian, Agung mengingatkan agar industri MICE perlu perhatian khusus sebagaimana dibuatkan aturan Kemenpar agar terus disosialisasikan sehingga pemahamanannya lebih sempurna.

Tak kalah pentingnya, bagaimana di tengah kompetisi dengan negara lain, agar para pelaku MICE Indoensia mampu merebut biding.

Para pelaku MICE tentunya harus dibekali sertifikAsi tenaga kerja sehingga bisa menarik meyakinkan masyarakat dunia bahwa Indonesia layak dan siap untuk kegiatan MICE berskala dunia.

“Kalau tenaga kerja pariwisata di Bali sudah 85 persen mereka sudah memiliki sertifikasi termasuk di industri MICE,” sambungnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini