![]() |
Inarisk juga dapat menampilkan Pantauan Indeks Risiko Bencana kepada masyarakat./Dok.Humas Basarnas. |
Jakarta – Basarnas menghadirkan aplikasi InaRisk Personal tujuan yang menampilkan Informasi Ancaman Bencana, Kerentanan (Populasi, Kerugian Fisik, Ekonomi, Dan Lingkungan), Kapasitas, dan Risiko Bencana. Inarisk juga dapat.
Inarisk juga dapat menampilkan Pantauan Indeks Risiko Bencana kepada masyarakat dan dapat mengunduhnya melalui handphone android & ios yang menampilkan tingkat risiko bencana sekaligus saran untuk mitigasinya, baik pada fase sebelum, saat, maupun pasca bencana.
Dr (Cand.) A. Haris Achadi, S.H., DESS pun turut menjelaskan pentingnya mengelola risiko bencana dan pentingnya ketersediaan sumber daya saat bencana terjadi.
Beliau menjelaskan bagaimana proses search and rescue (SAR) dilakukan oleh BASARNAS saat bencana terjadi.
Menurut Geoportal data bencana Indonesia, sampai pada 8 Agustus 2021, telah terjadi 1961 bencana alam di Indonesia yang mengakibatkan jutaan warga Indonesia menjadi korban dan ratusan ribu fasilitas umum maupun pribadi rusak.
“Kejadian-kejadian tersebut sering membawa trauma yang mendalam bagi masyarakat Indonesia.” ujar Haris dalam siaran pers,Rabu (15/9/2021).
Oleh karena itu, IKB LSPR melihat wajibnya pemberian informasi terkait mitigasi bencana alam kepada seluruh masyarakat Indonesia, terlebih kepada civitas akademika IKB LSPR.
Hingga saat ini sudah empat seri webinar diselenggarakan dalam membahas mitigasi bencana dari berbagai sudut pandang.
Kegiatan ini juga telah diikuti oleh 1000 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan juga perwakilan media massa.
Seminar online ini merupakan bentuk perwujudan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM), yang dimana LSPR mendapatkan bantuan Pemerintah Ditjen Dikti Tahun Anggaran 2021.
Tujuan dalam webinar proyek kemanusiaan ini untuk mengedukasi generasi muda dan mengajak untuk berperan besar terhadap persoalan kemanusiaan yang dibutuhkan di masyarakat. (Miftach Alifi)