![]() |
ilustrasi (foto:ayobandung) |
Kabarnusa.com – Peningkatan infrastruktur kesehatan dan pendidikan menjadi pilar utama dalam mempercepat pemerataan pembangunan di Tanah Air.
Peneliti ekonomi LIPI, Panky Tri Febiyansah menyatakan, berbekal pada mainstream pembangunan ekonomi inklusif dan berdaya saing, hasil penelitian Puslit Ekonomi LIPI menekankan pentingnya pemerataan akses dalam konteks infrastruktur sosial dan ekonomi.
Hal tersebut, sebagai salah satu prasyarat dasar menuju pembangunan ekonomi berkeadilan sosial. Dua pilar utama infrasturktur sosial yaitu pendidikan dan kesehatan.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah terkait peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan keterampilan,” katanya dikutip laman LIPI, Selasa (29/12/2015).
Kata dia, hHampir 75 persen tenaga kerja Indonesia hanya menyelesaikan pendidikan dasar, dengan lebih dari 90 persen-nya terkategori tidak memiliki keterampilan khusus.
Nilai tersebut menempatkan Indonesia di bawah Filipina dalam hal tingkat pendidikan angkatan kerja,” ujarnya.
Adapun infrasturktur ekonomi mencakup jalan, air bersih, energi, dan pelabuhan. “Infrastruktur tidak hanya berdimensi pada infrastruktur fisik namun juga aspek pembiayaan, jaminan sosial, dan sistem sosial,” sambung Panky.
Di samping meningkatkan akses, peningkatan daya saing melalui pengembangan industri kecil menengah (IKM) juga menjadi hal penting untuk menciptakan pertumbuhan inklusif.
“Taiwan bahkan berhasil menjadikan IKM sebagai pilar pembangunan industri dan mampu mensejajarkan tingkat kesejahteraan dengan negara maju,” tutur Panky.
Selain itu, berkaca pada pengalaman negara lain dan hasil penelitian, Puslit Ekonomi LIPI melihat peran IKM khususnya industri otomotif memiliki prospek yang besar untuk terus dikembangkan dimana mampu menawarkan penciptaan lapangan kerja serta daya saing IKM itu sendiri, pungkasnya. (ari)