Infrastruktur RI Tumbuh, China Investasikan Alat Berat

20 Januari 2014, 23:28 WIB
President Director JIMAC GROUP, Benny Kurniajaya (Kanan) berpartisipasi dalam pameran konstruksi di Munas Gapensi di Sanur, Bali (Foto:Kabarnusa)

Kabarnusa.com, Denpasar – Seiring bergairahnya pembangunan infrastruktur di Indonesia menarik minat investor China untuk memasarkan alat-alat berat bahkan berencana membangun pabrik dengan total investasi mencapai USD 200 Juta.
 

“Kami meyakini ekonomi Indonesia terus bertumbuh kuat, pembangunan infrastruktur, properti juga meningkatkan permintaan akan alat-alat berat,” jelas President Director JIMAC GROUP, Benny Kurniajaya di sela pameran Munas Gapensi, Sanur, Senin (20/1/2014).

Pemerintah telah mengalokasikan dana investasi dalam jumlah besar untuk merealisasikan proyek-proyeknya sebagaimana tertuang dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),

Berdasarkan data Kementerian Perekonomian, total proyek MP3EI yang telah groundbreaking sampai Juli 2013 sebanyak  240 proyek dengan nilai investasi Rp647,462 triliun.

Sebanyak 94 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp364,458 triliun berasal dari sektor rill dan 146 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp283,004 triliun.

Sebagai distributor alat-alat berat/konstruksi merk SANY di Indonesia, sambung Benny, JIMAC Group sangat mendukung pengerjaan proyek-proyek infrastruktur.

Selama ini, banyak perusahaan besar, BUMN dan kontraktor di Tanah Air sudah cukup mengenal produk besutan China dengan bendera SANY.

Tercatat sejak dikenalkan tahun 2011 hingga saat ini, realisasi penjualan berbagai alat berat yang dibutuhkan untuk berbagai proyek di Indonesia nilainya mencapai 200 Juta USD.

Melihat besarnya permintaan “demand” alat berat itu, pihaknya berencana pada tahun 2015 membangun pabrik alat berat di Karawang dengan investasi tahap awal sebesar USD 200 Juta.

Selain itu, kini telah dilakukan pembicaraan dengan Gapensi untuk mencari solusi atas kendala dihadapi kontraktor menengah dan kecil dalam hal ketersediaan alat berat untuk mendukung kegiatan atau proyek mereka.

Sebagai bentuk komitmen dalam mendorong infrastruktur pihaknya telah menawarkan pengadaan alat berat dengan kemudahan dalam pembayaran dengan cara dicicil.

“Kami telah tawarkan pembelian alat berat 30 persennya tunai, 70 persennya bisa dicicil selama setahun,” ungkapnya.

Dengan memiliki peralatan berat maka kontraktor bisa meningkatkan daya saingnya bisa berkompetisi dalam pelelangan sehingga bisa menjalankan proyek infrastruktur. (gek)

 

Berita Lainnya

Terkini