TABANAN – Sekretaris Pusat Analisa dan Pengendali Situasi Partai DPP PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka mengingatkan seluruh kader bahwa partai besutan Megawati Soekarnoputri memiliki garis komando jelas bukan layaknya gerombolan.
Hal itu ditekankan Rieke saat hadir pada pelantikan Pengurus Ranting PDI Perjuangan se-Kabupaten Tabanan yang mengambil tempat di Pura Luhur Batu Karu, Kecamatan Penebal, Senin (26/12/16). Untuk itu, Rieke meminta pengurus dan kader banteng di Pulau Dewata jangan bikin keributan.
“Tidak perlu ada yang diributkan di Bali atau di Tabanan. Diluar sudah ribut, Tabanan jangan ikut ribut. Kalau kita solid artinya setengah peperangan sudah kita menangkan,” katanya menegaskan.
Pilgub Bali tahun 2018 kata dia, tidak ada pilihan lain harus dimenangkan. Pasalnya, Bali bukan saja percontohan pelaksanaan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB), tapi juga memastikan kebhinnekaan tetap akan hidup di Bali.
Rieke mencontohkan dirinya yang mendapatkan hasil survei diatas 50 % namun karena adanya intruksi pimpinan agar dirinya fokus pada pelaksanaan PPNSB di Bali, maka dirinya tidak memaksakan diri untuk maju.
Demikian pula pada Pilkada Jawa Barat nanti. Dirinya akan tunduk sepenuhnya pada keputusan partai. Kata dia, berpartai bukan untuk gaya-gayaan, bukan untuk eksistensi diri. “Bukan memakai kehendak sendiri. Partai kita memiliki garis komando, kita bukan gerombolan, kita punya garis Partai yang bertujuan untuk kesejahteraan Partai,” teriaknya lantang.
Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster mengintruksikan seluruh Kader Partai di Bali, taat pada komando Ketua DPD Partai, sehingga seluruh kader PDI Perjuangan solid, kompak dan bersatu menghadapi Pilgub 2018.
“Tidak boleh ada keinginan berjalan sendiri-sendiri, tidak boleh bersitegang sesama kader Partai, tidak boleh ada tindakan kontra produktif, dan saling mengganggu sesama kader Partai dengan cara-cara tidak sehat,” imbuhnya. (rhm)