Kabarnusa.com – Umat Hindu di Bali baru saja merayakan hari Siwaratri yang mengajarkan manusia senantisa memelihara kesadaran diri agar terhindar dari perbuatan dosa dan papa.
Pemaknaan Siwaratri tidak cukup hanya dengan prosesi ritualitas semata, melainkan harus dipahami makna-makna yang terkandung didalamnya.
Siwaratri bukanlah penebusan dosa karena dosa tidak bisa ditebus. Jika di analogikan dosa itu dengan emas, emas itu bisa dilebur menjadi kalung, cincin, gelang artinya emas itu tetap tapi bentuknya berubah.
“Dosa itu dapat dilebur dengan melakukan yoga semadhi dan perbuatan dharma,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Badung. Nyoman Arya
Arya memberikan dharma wecana pada persembahyangan Siwaratri di Pura Lingga Bhuwana di lingkungan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, belum lama ini.
Nyoman Arya memaparkan, di India, setiap menjelang Tilem (setiap bulan) umat Hindu menyelenggarakan Siwaratri dan tiap tahun merayakan Maha Siwaratri.
Untuk di Bali Maha Siwaratri dilaksanakan pada hari “Catur Dasikrsnapaksa” bulan “Magha (panglong ping 14 sasih kapitu).
Ada tiga macam brata dalam perayana ini yaitu: monabrata upawasa dan jagra. Ketiga macam pantangan tersebut dilakukan dengan tiga tingkatan sesuai dengan kemampuan yakni Utama.
Juga melaksanakan monabrata, upawasa, dan jagra, Madya upawasa dan jagra dan Nista melaksanakan jagra.
“Monabrata itu bukan berarti tidak berbicara melainkan pengendalian kata-kata sehingga tidak menyebabkan orang yang mendengarnya menjadi tersinggung, jengkel atau marah.
Upawasa itu bukan berarti tidak makan dan minum melainkan pengendalian diri untuk tidak makan dan minum, jika hanya mampu 2 jam lakukan 2 jam.
Sementara Jagra itu bukan berarti bergadang semalam suntuk dengan menonton tv, bermain judi melainkan pengendalian agar tedap sadar dengan melaksanakan yoga semadhi,” ungkapnya.
Bupati Badung, A.A. Gde Agung usai melakukan persembahyangan Siwaratri berbaur dengan masyarakat pemedek mengungkapkan persembahyangan Siwaratri di Pura Lingga Bhuwana ini dari tahun ke tahun jumlah pemedeknya terus meningkat. (gek)