![]() |
Ahli Ekonom Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, M. Setyawan Santoso/Veronica Octaviana |
Denpasar – Akibat pandemi COVID-19, kini sektor pariwisata di Bali
menghadapi tantangan berat karena semua aktivitas terkait Industri parwisata
berada pada titik terendah.
Selama ini, sektor pariwisata memiliki kontribusi yang besar, sehingga Bali
mempertahankannya di tengah pandemi COVID-19 ini.
Namun di sisi lain sektor pariwisata memiliki tingkat penyebaran virus yang
cukup tinggi. Mau tidak mau Bali tetap harus bisa menghadapi tantangan ini,
karena sektor pariwisata yang sudah melekat pada Provinsi Bali.
Ahli Ekonom Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, M. Setyawan Santoso
memaparkan beberapa strategi untuk mempertahankan sektor pariwisata di Bali.
Strategi itu diantaranya, penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat,
kemudian prioritas selanjutnya sektor pertanian, sektor industri yang ada
kaitannya dengan pertanian seperti agro industri.
“Untuk peningkatannya bisa dimasukkan unsur digitalisasi,” kata Setyawan dalam
perbincangan dengan Kabarnusa.com, Selasa (22/9/2020).
Setyawan juga memaparkan pentingnya protokol kesehatan yang ketat juga
dibarengi strategi-strategi, yaitu penerapan daerah-daerah pariwisata secara
bertahap.
Menurutnya, tidak semua daerah dibuka, hanya sebagian saja yang sudah siap
untuk dibuka. Yang sudah siappun ada sertifikasi kesehatan. Nah, ini merupakan
yang istimewa.
“Karena Bali ini jadi percontohan yang bisa menerapkan sertifikasi kesehatan
yang baik,” katanya menegaskan. Lanjut dia, bagaimana hotel-hotel dan daerah
lainnya bisa mendapatkan sertifikasi.
Pembukaan secara bertahap terhadap daerah luar, seperti halnya pada 9 Juli
2020 dibuka secara bertahap untuk beberapa sektor. Pada 31 Juli 2020 dibuka
untuk sektor pariwisata petugas BI.
Tidak hanya daerah-daerah yang dibuka secara bertahap, Setyawan menjelaskan
akan mengundang tamu juga secara bertahap dengan protokol kesehatan yang
terverifikasi dengan baik.
Strategi yang dilakukan saat ini yaitu pemilihan jenis-jenis pariwisata yang
memiliki tingkat penularan virus yang rendah, seperti wisata alam, Bali
snorkeling, Bali diving dan cagar alam. (ver)