Kabarnusa.com – Seorang PNS di lingkungan Pemkab Jembrana, Bali menjadi korban penipuan polisi gadungan hingga kerugian mencapai Rp 10 juta. Namun korban enggan melaporkannya ke pihak berwajib lantaran malu telah menjadi korban penipuan.
PNS yang menjadi korban penipuan tersebut sebut saja namanya SR karena korban minta nama aslinya jangan ditulis dengan dalih malu diketahui orang banyak.
Menurut SR, PNS yang menduduki jabatan strategis di Pemkab Jembrana ini, penipuan tersebut berawal dari pemeriksaan dirinya oleh Penyidik Polres Jembrana, terkait dugaan kasus tertentu.
“Karena itulah saya tiba-tiba ditelpon seseorang yang mengaku. pejabat atau periwira di Polres Jembrana dan menawarkan jasa, katanya bisa membantu proses hukum yang saya hadapi,” tutur SR Jumat (13/3/2015).
Bahkan menurutnya pelaku juga mengancam akan mempidana dirinya, jika permintaan pelaku tidak direspon. Mendapat ancaman itu, korban panik dan akhirnya menuruti permintaan pelaku.
“Saya tidak ada masalah hukum, tapi dia (pelaku) bilang akan menyeret saya dan cari-cari kesalahan saya,” ungkapnya.
Melalui telefon, pelaku menurut korban meminta sejumlah uang dan korban diminta mentrasfer ke rekening pelaku.
“Saya tidak tahu maslah hukum, tidak pernah terlibat masalah hukum. Jadi saat dihubungi begitu saya panik, jadi langsung saya transfer,” ungkapnya.
Awalnya, pelaku yang mengaku pejabat di Polres Jembrana mengajak bertemu langsung, sekaligus meminta uang sebanyak Rp10 juta.
Namun berselang beebrapa menit kemudian, pelaku minta uang ditransfer melalui rekening. Korban menuruti semua perintah oknum polisi gadungan itu dan mentransfer uang sebanyak Rp.8 juta dan sisanya pelaku minta cash.
Namun lagi-lagi pelaku membatalkan sendiri janji bertemu untuk penyerahan uang dengan alasan di Polres Jembrana ada banyak awak media.
Pelaku kemudian meminta uang sisa pembayaran Rp. 2 juta ditransfer melalui rekening. Total korban mentransfer uang sebanyak Rp.10 juta.
Penipuan itu terungkap saat korban menghubungi salah satu perwira di Polres Jembrana. Dari keterangan korban pada perwira polisi itu dipastikan bukan pejabat di Polres Jembran, dialek dan aksen bahasanya menurut korban berdialek jawa.
Sedangkan penelpon yang mengaku pejabat itu bukan orang jawa, nomor telepon yang digunakan pelaku juga bukan nomor telepon pejabat yang diakui pelaku.
“Saya baru sadar menjadi korban penipuan, tapi saya tidak mau lapor, khawatir malah ditekan lagi, ” ujarnya.
Kasatreskrim Polres Jembrana AKP I Gusti Made Sudarma Putra saat dikonfirmasi mengaku sudah mendengar kabar tersebut.
Perwira asal Karangasem itu memastikan, penelpon korban adalah pelaku penipuan dan sudah sering terjadi.
Karena itu, dia mengimbau kepada masayrakat agar tidak mudah percaya dengan penelpon yang mengatasnamakan pejabat atau polisi yang ujung-ujungnya meminta sejumlah uang.(dar)