Innalillahi..PKS Bali Kehilangan Kader Terbaiknya

11 September 2014, 06:30 WIB
Almarhum H Dodik Budhi Utomo

KabarNusa.com
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bali kehilangan salah satu putra
terbaiknya H Dodik Ruddy Budhi Utomo menghembuskan nafas terahirnya
setelah dua pekan dirawat di Rumah Sakit Umum Sanglah, Denpasar.

Dodik
meninggal dunia pada Rabu 10 September sekira pukul 14.00 Wita saat
didampingi sang istri di rumah sakit, akibat sakit stroke yang diderita
dua pekan terakhir. Bapak dua putra dan satu putri ini, tercatat masih
aktif Ketua PKS Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

Kepergian
alamarhum mengejutkan keluarga dan koleganya di partai dan hal itu
terlihat saaat jenazah disalatkan di Masjid Darussalam Ubung, Denpasar
hingga dimamakamkan di Kuburan Kampung Jawa, pada malam harinya.

Ratusan
pelayat dari berbagai daerah turut mengantarkan mantan Caleg DPRD
Badung pemilu 9 April lalu, ke peristirahatan terakhir.

Tampak
di antara ratusan pelayat Ketua DPW PKS Bali H Mujiono, anggota DPRD
Denpasar Hilmun Nabi dan anggota DPRD Jembrana H Mahmudi yang juga
pimpinan Pondok Pesantren Firdaus Jembrana.

“Beliau salah satu
kader terbaik kami yang turut membesarkan PKS di Kabupaten Badung,
beliau istiqomah dalam perjuangan,”‘ kata Mujiono.

Beberapa kolega almarhum lainnya, juga merasa kehilangan, sosok yang tenang dan bersahaja.

“Saat
kampanye pileg lalu, saya menemani memasang atribut kampanye sampai
malam hari, beliau sangat berharap umat Islam punya wakilnya di Dewan
Badung,” kata Sumadi, salah satu kolega.

Harapannya, agar memperjuangkan aspirasi warga muslim di Badung yang cukup besar itu dan bisa berkontribusi positif bagi Bali.

Banyak
hal diajarkan alumnus Fakultas Peternakan Universitas Udayana itu, agar
umat Islam di Bali, terus membangun toleransi dan hidup damai dengan
umat laiinnya di Pulau Seribu Pura.

Dalam berpolitik, Dodik juga
mengajarkan konsistensi dalam perjuangan dan menyerahkan semua hasil
pada kehendak Tuhan. “Yang penting kita sudah berikhtiar, soal hasil
serahkan kepada yang di Atas,” katanya mengingat nasehat almarhum.

“Beliau
juga pekerja keras, bertanggungjawab kepada keluarga memiliki
kepedulian yang tinggi,” sambung Semadi. Dia tak melupakan jasa
almarhum, yang dengan sabar dan menuntunnya ikut dalam pengajian, hingga
bisa membaca Alquran.

Saat jenazah dikubur, salah satu tokoh
masyarakat menyampaikan kesan mendalam di akhir hayat saat ramadan lalu,
almarhum “istiqomah”, menegakkan salat malam “qiyamul lail”. di Masjid Darussalam Ubung, Denpasar. (rma)

Berita Lainnya

Terkini