Iran gelar latihan militer dalam skala besar / Dok.Ilustrasi Image by jorono from Pixabay |
Teheran – Tentara Iran gelar latihan militer laut, darat, dan udara dalam skala besar setelah Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) atau Korps Garda Revolusi Islam terlibat konfrontasi dengan Angkatan Laut AS di laut Oman.
Latihan militer besar-besaran tersebut dimulai Minggu pagi dan melibatkan tentara, kapal perang, kendaraan lapis baja, pesawat berawak dan tak berawak, serta sistem rudal dan radar berkemampuan ofensif dan defensif.
Panglima militer Iran Abdolrahim Mousavi mengatakan latihan akan diadakan di area seluas satu juta kilometer persegi di wilayah timur selat Hormuz, laut Oman, dan sebelah utara samudera Hindia.
Di darat, latihan akan diadakan di area umum provinsi tenggara Sistan, Balochistan, dan Hormozgan, juga di pantai Makran.
“Kami menyadari musuh berupaya mengumpulkan informasi yang diperlukan setelah pasukan kami bergerak di daerah itu,” kata Mousavi.
Untuk itu mulai hari ini kami memperkuat pantauan pergerakan musuh yang telah berlangsung beberapa hari yang lalu,” imbuhnya dikutip dari Al Jazeera, 7 November 2021.
Mousavi merinci bahwa pada hari pertama latihan, kapal dan pasukan komando akan melakukan operasi menembus pertahanan pantai musuh dari laut.
Sementara pasukan Iran dan sistem rudal dan radar akan mensimulasikan pertahanan garis pantai.
Tentara Iran dan IRGC telah melakukan beberapa latihan skala besar di berbagai bagian negara itu dalam beberapa bulan terakhir di tengah ketegangan dengan AS, ancaman Israel, serta perselisihan dengan Azerbaijan.
Pejabat militer Iran memuji kemampuan militernya atas konfrontasi sebuah kapal tanker berbendera Vietnam dan dinyatakan AS mencoba merebut dan mencuri muatan minyak Iran.
Wakil politik IRGC Yadollah Javani mengatakan AS berupaya mencegah penjualan minyak Iran dan menjatuhkan sanksi sepihak setelah AS menarik diri di tahun 2018 dari Kesepakatan Nuklir Iran 2015.
“Namun Amerika tidak menyadari bahwa… Angkatan Laut IRGC melakukan operasi helikopter untuk mengerahkan pasukan ke kapal tanker yang akan mencuri minyak Iran dan mengarahkan kapal ke perairan Iran,” katanya.
Sementara pejabat AS menolak klaim Iran yang menyatakan AS mencoba untuk mencuri minyak Iran, dan menyatakan pasukan AS hadir hanya untuk memantau situasi.
Kapal tanker bernama Sothys itu kini awaknya berada dalam tahanan Iran, dan Vietnam dikabarkan telah melakukan pembicaraan untuk membebaskannya.
Iran hari Rabu mengumumkan bahwa pembicaraan dengan kekuatan dunia di Wina untuk memulihkan kesepakatan nuklirnya akan dilanjutkan pada 29 November setelah terhenti bulan Juni untuk memungkinkan Presiden Ebrahim Raisi membentuk pemerintahannya. (fda)