Isu Kawasan Heritage Plengkung Gading akan Ditutup, Apa Kata Keraton Yogyakarta?

Bangunan bersejarah ini termasuk gapura yang digunakan sebagai pintu masuk menuju jeron benteng (dalam beteng) Keraton Yogyakarta.

22 Januari 2025, 14:21 WIB

Yogyakarta- Keraton Yogyakarta buka suara terkait kabar tentang rencana penutupan Plengkung Gading yang beredar di media sosial awal pekan ini.

Plengkung Gading merupakan akses atau gerbang luar sisi selatan Keraton Yogyakarta yang berbentuk seperti pintu gerbang melengkung.

Bangunan bersejarah ini termasuk gapura yang digunakan sebagai pintu masuk menuju jeron benteng (dalam beteng) Keraton Yogyakarta.

Plengkung Gading menjadi salah satu dari lima gerbang utama Benteng Baluwerti yang mengelilingi Keraton Yogyakarta.

Putri sulung Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X yang juga menjabat sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Datu Dana Suyasa Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi, memberi penjelasan terkait kabar penutupan Plengkung Gading itu, Selasa 21 Januari 2025.

Mangkubumi tak menampik soal wacana penutupan Plengkung Gading itu sebagai bagian dari upaya penataan Sumbu Filosofi Yogyakarta.

“Baru uji coba (penutupan),” ujar Mangkubumi.

Penataan Pegiat Ekonomi

Wacana penutupan Plengkung Gading ini rencananya memang akan disertai dengan penataan para pegiat ekonomi di sekitar Plengkung Gading itu.

Mangkubumi mengatakan, uji coba penutupan belum bisa dipastikan kapan akan dimulai.

Pihaknya masih menunggu hasil koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Itu (waktu uji coba penutupan) kami tidak tahu, dari Dinas PU (Pekerjaan Umum),” kata Mangkubumi.

Bagian dari Sumbu Filosofi

Plengkung Gading, seperti diketahui, merupakan salah satu gerbang utama Benteng Baluwerti.

Keberadaannya menurut Mangkubumi merupakan bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Sumbu filosofi Yogyakarta tercatat membentang dari Panggung Krapyak di selatan hingga ke Tugu Pal Putih di utara, melintasi Keraton Yogyakarta sebagai pusatnya.

Plengkung Gading termasuk satu dari lima gerbang (plengkung) yang menghubungkan dengan Keraton Yogyakarta.

Selain Plengkung Gading, ada juga Plengkung Tarunasura, Plengkung Nirbaya, Plengkung Madyasura, serta Plengkung Jaga Surya dan Jagabaya.

Di antara kelima lengkung tersebut yang paling terkenal ialah Plengkung Gading dan Plengkung Tarunasura.

Saat ini, Plengkung Tarunasura dan Plengkung Nirbaya masih sangat terjaga bentuk aslinya.

Plengkung Tarunasura berada di Jalan Wijilan, dikenal sebagai Plengkung Wijilan. Sedangkan Plengkung Nirbaya berada di Jalan Gading, sehingga dikenal dengan Plengkung Gading.

Pedagang Tidak Diusir

Penutupan Plengkung Gading diklaim Keraton Yogyakarta tidak bakal dilakukan serta merta tanpa sosialisasi dan rencana matang, terutama untuk masyarakat yang melakukan giat perekonomian di kawasan tersebut, termasuk di kawasan Alun-alun Selatan.

Mangkubumi mengatakan, sedang menggodok lokasi pemindahan para pelaku ekonomi ini.

Hal ini karena uji coba baru akan dilakukan dan belum diketahui kapan pastinya.

Namun, Keraton Yogyakarta berjanji tidak akan mengusir para pegiat ekonomi di kawasan tersebut.

“Kami (Keraton Yogyakarta) tidak akan mengusir penjual di sekitar situ (Plengkung Gading), karena (penutupan ini) baru diujicobakan,” kata Mangkubumi, “Nanti kami akan atur juga untuk penanganan pedagang karena masih didata.”

Sebelumnya, pada Minggu 20 Januari 2025, di media sosial beredar narasi rencana Keraton Yogyakarta menutup Plengkung Gading itu.

Dalam narasi itu tertulis, “Plengkung Gading closed, deceased monarch only. Farewell Warung Brongkos, bakul cilok, odong-odong, sak tukang parkire. Masyarakate kon kukut, arep dipek dewe,”. (Plengkung Gading ditutup, hanya untuk keluarga raja saja. Selamat tinggal Warung Brongkos, pedagang cilok, pelaku jasa mainan odong-odong, termasuk tukang parkir. Masyarakatnya diminta pergi, mau dimiliki sendiri).***

Berita Lainnya

Terkini