ITF Bawuran Mulai Uji Coba, Solusi Pengelolaan Sampah Yogyakarta

Fasilitas Pengolahan Antara (Intermediate Treatment Facility/ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul akan melayani tiga wilayah di Bantul, Kota Yogyakarta dan Sleman.

11 Maret 2025, 17:26 WIB

Bantul – Fasilitas Pengolahan Antara (Intermediate Treatment Facility/ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul, memulai fase uji coba pada tanggal 11 Maret. Fasilitas yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 50 ton sampah residu ini direncanakan akan beroperasi secara penuh pada awal April.

ITF ini akan melayani tiga wilayah, yaitu Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Sleman.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menjelaskan ITF Bawuran dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Aneka Dharma, dan sebagian dari hasil pengelolaannya akan disalurkan sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Langkah ini merupakan bagian dari sistem pengelolaan sampah jangka panjang yang ditargetkan hingga tahun 2035, dengan pendekatan pengelolaan yang komersial.

Karena dikelola oleh PD Aneka Darma, pendekatannya berbasis cost-benefit dan diaudit secara ketat untuk memastikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Saat ini tarifnya sebesar Rp 450 ribu per ton.

“Namun tarif ini nantinya akan diformalkan dalam peraturan daerah untuk memastikan keseragaman di seluruh daerah,” kata Abdul Halim Muslih saat di ITF Bawuran, pada Selasa (11/3/2025).

Fleksibilitas harga terbuka untuk negosiasi. Melihat dominasi sampah organik di Bantul dan Yogyakarta, Bupati Halim mendorong pembangunan instalasi pengolahan organik untuk mengurangi volume sampah secara keseluruhan.

Untuk mengatasi masalah pembuangan sampah sembarangan, Satpol PP akan dikerahkan untuk menegakkan aturan.

Implementasi penegakan aturan tersebut belum dapat dilaksanakan mengingat masih perlunya pematangan infrastruktur di seluruh wilayah Kabupaten Bantul,” demikian pernyataan yang disampaikan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (Sekda DIY), Beny Suharsono, mengharapkan agar sampah yang dikirimkan ke fasilitas ITF telah melalui proses pemilahan, sehingga dapat langsung masuk ke tahap pemrosesan.

“Hal ini merupakan wujud komitmen bersama dalam menjamin keberlangsungan layanan publik terkait pengelolaan sampah di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta,” tegas Beny Suharsono.

Beny memaklumi operasional ITF Bawuran yang belum maksimal. Ia menyatakan, jika optimal, ITF Bawuran dapat mengatasi sebagian sampah Kota Yogyakarta.

“Tentu perlu uji coba, tidak bisa langsung. Jika berjalan lancar, sebagian sampah Kota Jogja akan ditangani di sini, dengan kerja sama pengelola ITF Bawuran,” imbuhnya. ***

Berita Lainnya

Terkini