KabarNusa.com –
Para pengusaha usaha mikro kecil dan menengah sulit berkembang lantaran
terkendala masih tingginya suku bunga kredit perbankan.
Karenanya,
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) mendesak segera dicari solusi
terbaik mengatasi kendala itu agar sektor UMKM bisa berkembang dengan
baik.
Demikian, beberapa hal yang mencuat dalam Rakernas Iwapi di Sanur, Bali, Senin (24/11/2014).
“Bunga kredit masih tinggi, ini yang menjadi kendala kami,” tegas Ketua Umum Iwapi Dyah Anita Prihapsari saat membuka Rakernas.
Kendala
lainnya, sambung Dyah, adanya pungutan retribusi yang menyebabkan
ekonomi biaya tinggi, kepastian hukum dan pengurusan izin yang masih
belum maksimal kendati sudah ada pelayanan satu pintu.
Jika
kondisi itu tidak segera dicarikan solusi, dia khawatir berbagai kendala
itu akan menghambat para pengusaha dalam menghadapi pasar bebas,
terutama Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Iwapi berharap
pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla bisa membuat kebijakan yang lebih
pro kepada perempuan pengusaha terutama yang bergerak di sektor UMKM.
“Kalau kita mau mengambil untung dari situ, harus ada strategi kuat,”
tandas Anita.
Langkah itu penting dilakukan, mengingat dari 32.000 anggota Iwapi, 83 persennya merupakan wanita pengusaha di sektor UMKM.
“Ada 60% pengusaha mikro dan kecil, sedangkan 13% pengusaha menengah,” sambungnya.
Atas
keluhan pengusaha wanita itu, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel
mengatakan pemerintah saat ini sedang memperkuat pembangunan
infrastruktur guna menekan biaya tinggi sekaligus meningkatkan daya
saing.
Hal itu yang juga menjadi salah satu alasan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak.
“Kenaikan harga BBM ini dipakai untuk pengalihaan biaya kesehatan, pendidikan, infrasruktur dan pertanian,” tutur Rahmat.
Kareanya,
dia menyarankan Iwapi agar networking yang selama ini bisa digunakan
untuk menciptakan produk usaha kecil sekaligus memasarkannya.
Dia juga meminta pihak swasta ikut membantu memasarkan hasil produk pengusaha.
“Apa bisa Microsoft membikin Alibaba untuk Iwapi agar bisa memasarkaan produk mereka,” demikian Rahmat. (kto)