IWAPI Ubah Mainset Wanita Jadi Pengusaha

25 November 2014, 09:01 WIB
Menurut Erwina, memang tidak mudah mengajak kaum wanita untuk berani
melakukan sesuatu apalagi yang mengandung risiko seperti di dunia
bisnis. Salah satu kendala dihadapi, menyangkut mainset cara berfikir
mereka.

KabarNusa.com – Dibanding kaum laki-laki pengusaha dari kalangan wanita relatif masih sedikit karenanya perlu dorongan kuat agar mereka bisa berani berinovasi dan mengambil keputusan sehingga bisa menjadi pengusaha tangguh.

Arena rapat kerja nasional (Rakernas) Ikatan Rapat kerja Nasional (Rakernas) IWAPI yang ke-XXV. digelar 23 – 26 November 2014 di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur Denpasar Bali, dihadiri ratusan pengusaha wanita se Indonesia.

Satu di antara ratusan peserta itu adalah Erwina Kusmarini pengusaha wanita asal Klaten Jawa Tengah, salah satu ketua di DPC IWAPI Klaten.

Menurut Erwina, memang tidak mudah mengajak kaum wanita untuk berani melakukan sesuatu apalagi yang mengandung risiko seperti di dunia bisnis. Salah satu kendala dihadapi, menyangkut mainset cara berfikir mereka.

Erwina sendiri memiliki segudang pengalaman bisnis, bagaimana sulitnya membangun kepercayaan dan motivasi diri kaum wanita, agar bisa berkembang sejajar dengan kaum pria.

Di perusahaan yang dirintisnya di bawah bendera “bundacollection” yang bergerak di industri busana muslimah itu, hampir sebagian besar karyawannya wanita, dia harus bekerja keras dalam memotivasi mereka untuk terus berinovasi.

“Saya itu, pengennya mereka bisa menjadi pengusaha juga lah, tetapi karena otak dan mentalnya sudah jadi buruh, tidak mau berfikir, ya akhirnya sulit berkembang,” tandas alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, ditemui di sela rakernas IWAPI.

Dia melanjutkan, mainset pekerja wanita itu, selalu ingin diberi contoh dan tidak berani berkreasi, improviasi dalam karya atau pekerjaannya, padahal mereka sebenarnya mampu.

“Saya sampai bilang, masak 10 tahun bekerja, membuat karya seperti ini (monoton), apa tidak bisa lebih dari itu. Mereka ya cuma tertawa saja,” seloroh istri dari Wahyudi Nasution itu.

Betapa susahnya mengubah mainset seorang pekerja wanita, apalagi sampai menjadi pengusaha. Mereka, baru bisa mengoptimalkan potensi dan kemampuannya setelah mendapat dorongan yang kuat, untuk terus maju.

Menjadi pengusaha busana muslim wanita, diakui Erwina, tidaklah ringan. Berbagai macam halangan, kerap dihadapai. Memilih jalur bisnir yang kini digelutinya, membuat wanita asal Palembang ini, semakin bisa tangguh dan kuat.

Diapun berusaha menularkan virus bisnis, kepada bawahannya dan masyarakat lainnya. Dengan bergabung di IWAPI, dirasakan banyak manfaat untuk semakin memperkuat mental dan motivasi berbisnis. Juga, kian memperluas jaringan bisnisnya.

Lewat organisasi ini, dia bisa belajar dan melihat ketangguhan para wanita yang hingga usia lanjut masih bertahan, bekerja keras memaksimalkan peran dan potensinya untuk berusaha.

Ibu tiga anak ini, tetap membuka diri terhadap semua masukan terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas produk busananya.

Berkat kerja kerasnya pula. produk-produk busana muslimah, banyak menghiasai toko-toko di Pasar Tanah Abang, Jakarta bahkan hingga Aceh dan Papua.

Terlepas dari kerja kerasnya itu, Erwina mengaku ada faktor yang tidak bisa dilepaskan yakni pertolongan Allah Swt. Dia meyakini, bahwa dalam dunia usaha tidak hanya mengejar keuntungan namun nilai-nilai sosial dan agama tetap harus menjadi pegangan.

Bahkan, Erwina secara bertahap tengah berusaha menapaki tingkatan “spiritual entrepreneur”, bagaimana sprit agama senantiasa menjadi motor dalam menggerakkan bisnisnya di masa mendatang. (rma)

Berita Lainnya

Terkini