Denpasar – Meskipun memiliki jadwal kegiatan kampanye di seluruh Bali cukup padat namun pasangan Nomor Urut 02 Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) tetap meluangkan waktu menghadiri dialog kebangsaan di kampus.
Gagalnya Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan Undiknas dan ISI Denpasar karena ketidakhadiran salah satu paslon, tentunya membuat kecewa publik yang ingin menantikan bagaimana kedua paslon bisa beradu visi gagasan di depan mahasiswa dan civitas akademika kampus.
Gagalnya dialog kebangsaan di Undiknas dan ISI Denpasar menjadi antiklimaks bagi masyarakat yang menantikan adu visi, gagasan dan program dari kedua pasangan calon gubernur Bali 2024-2025.
Publik bertanya atas ketidakhadiran salah satu paslon, apalagi pasangan Nomor Urut 2 Koster-Giri sudah meluangkan waktu di tengah padatnya jadwal kampanye.
Sikap hormat tinggi ditunjukkan Koster-Giri yang siap menghadiri undangan dialog kebangsaan dengan mahasiswa dan kampus.
Meski harus mengikuti agenda kampanye cukup padat, kedua pasangan yang diusung PDI Perjuangan itu, berkomitmen hadir dan menyampaikan visi serta program pembangunan Bali.
Absennya salah satu paslon, bukan hanya mengganggu acara, namun menciptakan kesan enggan menghadapi forum kritis yang menuntut transparansi dan kesiapan berdialog.
Koster-Giri, yang sudah mempersiapkan materi dengan matang dan antusias untuk menyampaikan pandangan terkait kebangsaan dan pembangunan berkelanjutan, justru harus menghadapi ketidakseriusan rivalnya.
Ketika Koster-Giri rela mengorbankan jadwal padat demi menjawab permintaan dialog dari mahasiswa, ketidakhadiran paslon lainnya memperkuat kesan tidak siap menghadapi pertanyaan publik.
Pemimpin sejati tidak hanya dituntut untuk memiliki visi, tetapi juga keberanian untuk memaparkannya secara terbuka kepada masyarakat termasuk di kalangan kampus. ***