![]() |
Para pejabat BI dan perbankan mensosialisasikan penggunaan uang elektronik di jalan tol Bali Mandara/dok |
DENPASAR – Sebanyak 8000 uang elektronik (Unik) akan dibagikan kepada masyarakat pengguna jalan tol Bali Mandara secara grartis sebagai upaya lebih mendorong penggunaan Unik dan bentuk apresiasi kepada pengguna jalan tol.
“PT Jasamarga Bali Tol akan menjual kartu Unik dengan harga Rp 0,” jelas Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim dalam siaran pers diterima Kabarnusa.com, Sabtu (14/10/2017).
Jumlah yang dijual sebanyak 8000 Unik terdiri dari e-Money, BRIZZI, TAPCASH, dan FLAZZ, masing-masing 2000.
Tito mengungkapkan, program penjulan Unik harga Rp 0 ini hanya berlaku mulai tanggal 16 Oktober 2017 hingga 31 Oktober 2017 mendatang, atau hingga 8000 Unik tersebut seluruhnya terjual habis.
“Kalau 8000 Unik tersebut sudah terjual habis sebelum tanggal 31 Oktober 2017, maka program promo ini otomatis berakhir, mungkin harga kembali normal,” katanya menegaskan.
Diketahui, sebelum adanya perubahan sistem pembayaran tol secara elektronifikasi, Unik dijual Rp 50 ribu berisi saldo Rp 30 ribu. Adanya selisih Rp 20 ribu sebagai pengganti biaya produksi Unik.
Pada periode sosialisasi atau setelah diberlakukannya perubahan sistem elektronifikasi transaksi tol, perbankan penerbit Unik memberikan diskon harga produksi sebesar 50% atau Rp 10 ribu sehingga harga jual Unik Rp 50 ribu berisi saldo Rp 40 ribu.
Kemudian, periode 16 – 31 Oktober 2017, giliran seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), termasuk PT Jasamarga Bali Tol, oleh Pemerintah diminta memberikan semacam insentif sebesar Rp 10 ribu untuk menutup biaya produksi Unik sehingga harga produksi Unik yang semula Rp 20 ribu menjadi Rp 0.
Ditambahkan, Tito pada periode promo ini, masyarakat membeli Unik Rp 50 ribu, saldonya Rp 50 ribu. Yang digratiskan adalah biaya produksi Unik. Perbankan Penerbit Unik dan Jasamarga Bali Tol (JBT) yang menutup biaya produksi tersebut.
“Tapi jumlahnya terbatas. JBT hanya memperoleh kuota 8000 Unik. Setelah itu habis kita belum tahu apa program lanjutannya. Mungkin kembali normal,” sambungnya.
Berdasar data Humas JBT, pada awal Oktober 2017, penjualan Unik rata-rata per hari sebanyak 4000 Unik. “Tetapi beberapa hari terakhir ini jumlah penjualan hanya berkisar 2000 Unik”.
Artinya, kuota gratis biaya produksi sebanyak 8000 Unik tersebut akan habis dalam hitungan hari.
“Mungkin tidak sampai seminggu sudah habis,” kata Humas JBT Drajad Hari Suseno menambahkan. Untuk itu, Drajad berharap masyarakat dapat memanfaatkan program tersebut sebaik-baiknya karena kuotanya terbatas. (gek)