Jatiluwih Festival: Memperkuat Identitas Budaya dan Keberlanjutan Alam

Bupati Sanjaya menekankan Festival Jatiluwih merupakan promosi potensi lokal yang mengangkat tradisi, budaya, dan kuliner khas Desa Jatiluwih

19 Juli 2025, 20:21 WIB

Tabanan – Gemerlap budaya dan keindahan alam menyatu dalam pembukaan Festival Jatiluwih ke-VI tahun 2025 di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Sabtu (19/7).

Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., didampingi sang istri yang juga Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, secara resmi membuka festival tahunan ini di tengah sambutan antusias ratusan masyarakat yang memadati area.

Turut hadir dalam peresmian ini Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata RI yang mewakili Menteri Pariwisata, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan dan Kerjasama Multilateral, serta perwakilan Gubernur Bali, jajaran Forkopimda, anggota DPRD Tabanan, Sekda, dan tokoh masyarakat setempat.

Mengusung tema “Growth with Nature” atau “Tumbuh Bersama Alam”, festival ini selaras dengan filosofi Tri Hita Karana, yakni menjaga harmoni antara manusia dan alam/dok.kabarnusa

Bupati Sanjaya dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan festival ini, menekankan bahwa Festival Jatiluwih bukan sekadar perayaan, melainkan promosi nyata potensi lokal yang mengangkat tradisi, budaya, dan kuliner khas Desa Jatiluwih.

Ia menegaskan pentingnya menjaga eksistensi Jatiluwih sebagai destinasi unggulan berbasis alam dan budaya.

Jatiluwih sendiri telah mendunia berkat pemandangan alam pegunungan yang asri, keunikan sawah berundak, dan sistem irigasi tradisional Subak yang luar biasa.

Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., didampingi Manager DTW Jatiluwih, John Ketut Purna dan Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya hadir saat pembukaan Jatiluwih Festival 2025/dok.kabarnusa

Subak Jatiluwih bahkan telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia sejak 6 Juli 2012.

Prestasi desa ini semakin mentereng di penghujung tahun 2024 dengan raihan tiga penghargaan bergengsi: Best Tourism Village dari UNWTO, sertifikat desa wisata berkelanjutan dari Kemenparekraf RI, dan penghargaan desa wisata digital friendly dari ajang Dewiku. Bupati Sanjaya pun mendorong promosi aktif Jatiluwih melalui media sosial dan festival guna menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Mengusung tema “Growth with Nature” atau “Tumbuh Bersama Alam”, festival ini selaras dengan filosofi Tri Hita Karana, yakni menjaga harmoni antara manusia dan alam. “Tema ini pada dasarnya juga dapat dimaknai sebagai sebuah upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkan visi kita yaitu, Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM).

“Saya ingin menjadikan visi ini sebagai kiblat atau arah pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tabanan,” tegas Bupati Sanjaya.

Ke depan, Bupati Sanjaya berharap Jatiluwih dapat menjadi tuan rumah event pariwisata bertaraf internasional dan mendorong badan pengelola DTW Jatiluwih untuk terus berinovasi tanpa meninggalkan identitas pariwisata berbasis pertanian dan budaya.

Senada dengan Bupati, Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, juga menyampaikan apresiasi. Menurutnya, festival ini menginspirasi masyarakat, khususnya perempuan dan generasi muda, untuk menjaga budaya dan memberdayakan potensi lokal melalui partisipasi aktif.

Manager DTW Jatiluwih, John Ketut Purna, menambahkan bahwa Jatiluwih Festival VI adalah momentum penting untuk merayakan budaya sekaligus gaya hidup yang menyatu dengan alam.

“Hari ini kita tidak hanya meresmikan sebuah festival, kita sedang menyampaikan kepada seluruh dunia bahwa desa kecil yang ada di lereng Gunung Batukaru ini, bernama desa Jatiluwih punya cerita besar yang ingin dibagikan, kita punya nilai. Kita punya warisan dan yang lebih penting, kita punya semangat,” jelasnya.

Festival ini diharapkan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa budaya di Jatiluwih bukan hanya warisan, tetapi juga sumber energi untuk masa depan. Berbagai atraksi budaya seperti tarian maskot Jatiluwih, fashion show kostum karnaval, workshop, kuliner, hingga pameran UMKM menjadi wadah ekspresi dan keterlibatan aktif masyarakat.

Selama festival, Bupati Sanjaya bersama rombongan juga menyaksikan berbagai atraksi budaya seperti Tebuk Lesung, parade gebogan, pertunjukan memasak tradisional “Tum Bungkil Gedebong”, dan nyuwun padi. Rombongan juga meninjau pameran UMKM serta aktivitas pertanian seperti Metekap dan Ngejuk Lindung, menunjukkan integrasi budaya, pertanian, dan ekonomi kreatif di Jatiluwih. ***

Berita Lainnya

Terkini