KabarNusa.com – Gerakan penolakan pencalonan Aburizal Bakrie pada Musyawarah Nasional Partai Golkar kian mengemuka bahkan mereka mengancam membelot jika Ical kembali menahkodai partai beringin.
Salah satu elit partai yang lancang menyuarakan penolakan terhadap Ical adalah Dewa Rai Budiasa.
Rai Budiasa, menyebut, dukungan berupa surat tertulis yang diberikan para ketua baik DPD I maupun DPD II partai Golkar termasuk di Bali dilakukan di bawah tekanan.
“Padahal ada banyak aspirasi yang mengatakan bahwa mereka sebenarnya sudah tidak mau lagi memilih Ical,” tandasnya.
Tidak hanya itu, mereka mengancam akan membelot di saat-saat akhir, karena ketidaksukaan terhadap ARB.
“Mereka terpaksa melakukan itu karena berada di bawah tekanan. Informasi itu kita sudah tahu. Mereka mengeluhkan hal itu kepada kita,” tukas dia.
Sikap Rai Budiasa sudah jelas, jika memilih Ical kembali memimpin Partai Golkar untuk periode kedua, sama dengan membunuh demokrasi di tubuh partai beringin.
“Cara-cara Munas, sebelum munas paksaain orang teken dukungan, apa dong namanya. Bagaimana mungkin sebelum pilih orang dipaksa untuk menandatangani surat dukungan secara tertulis,” Ini tidak demokratis,” tukas dia.
Karenanya, dia bahkan meminta KPK turut memantau pelaksanaan Munas, karena sarat dengan dugaan suap menyuap dan menggadaikan aspek demokrasi.
Rencananya, Munas IX partai Golkar dijadwalkan digelar di Nusa Dua pada 30 November-5 Desemberg.
Ketua DPD Golkar Bali Ketut Sudikerta, sebelumnya terang-terangan menyatakan sikapnya mendukung Ical.
Tidak hanya, siap menyukseskan penyelanggaraan Munas, Golkar Bali solid untuk memilih dan memenangkan Ical untuk kembali menahkodai Golkar. (kto)