Joged Mesti Dikembalikan Sebagai Kesenian Tari Pergaulan Masyarakat Bali

16 Februari 2018, 13:12 WIB
joged%2B1
ilustrasi

DENPASAR – Tari joged bumbung mendapat sorotan miring menyusul sebuah tayangan di youtube yang menyulut kontroversi karena dinilai berbau pornoaksi sehingga perlu upaya semua pihak mengembalikan esensi joged sebagai karya seni tari pergaulan.

Tim kesenian Kabupaten Jembrana yang akan tampil dalam Pesona Indonesia Oktober 2018 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, ditolak karena menampilkan joged bumbung yang dinilai berbau tarian seksual yang mengarah pornoaksi.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Jembrana I Putu N Sutardi kepada wartawan menyatakan alasan penolakan, karena Joged Bumbung dipandang sebagai tarian seksual yang mengarah ke pornoaksi.

Padahal pihaknya ingin menunjukkan bagaimana Joged sebenarnya sebagai tari pergaulan yang adiluhung. “Namun, tayangan di YouTube telanjur membentuk stigma buruk di mata panitia dan juga beberapa duta besar yang dirancanakan datang pada kegiatan itu,” ujar politikus muda asal Kabupaten Buleleng ini.

Dalam pandangan Sekretaris Bapilu DPW Partai NasDem Provinsi Bali Ida Bagus Indra Manuaba, sejatinya joged merupakan tarian pergaulan masyarakat Bali dari jenis “bebalihan”. Tarian ini, telah diwariskan dari generasi ke generasi sampai sekarang.

“Joged merupakan ekspresi seni yang secara naluriah muncul ketika nada-nada dari alat musik bumbung atau bambu dikumandangkan,” kata salah satu bakal calon legislatif 2019 partai besutan Surya Paloh.

joged

Hanya saja, Indra mengakui, dalam perkembangannya belakangan ini, kesenian joged telah dinodai oleh oknum masyarakat yang menyebabkan kesenian ini, memiliki stigma porno.

“Ini harus diluruskan. Berbagai upaya pembinaan dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bai untuk mengembalikan kesenian joged kepada esensinya sebagai tari pergaulan yang adiluhung,” tandas Indra yang dalam Pilgub Bali ini, total mendukung pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan Ketut Sudikerta ini.

Ia menambahkan, tahun ini, Dinas Kebudayaan Bali juga telah gencar mensosialisasikan kampanye “Stop Joged Jaruh”. Pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) setiap tahun diselenggarakan parade dan festival Joged Bumbung yang menarik antusiasme warga dan wisatawan. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini